CERITA TENTANG NAOSHIMA

Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Saat saya membeli tiket ke Jepang di awal tahun 2018, saya sudah memutuskan bahwa liburan ke Jepang kali ini saya harus lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat yang artsy. Tempat pertama yang saya pilih adalah Naoshima, sebuah pulau kecil yang disebut ‘museum without walls.’

Banyak sekali pertimbangan sebelum mengunjungi Naoshima.

Yang pertama, jarak tempuh dari Osaka (apalagi dari Tokyo) cukup jauh. Kedua, ‘ribet’ kalau kata beberapa teman yang sudah berkunjung ke Naoshima (apalagi jika membawa anak kecil). Ketiga, penginapannya cukup mahal. Tapi saya pikir, ya kapan lagi?

Setelah menimbang-nimbang sekian lama dan mengatur budget sedemikian rupa, akhirnya saya memutuskan untuk tetap pergi ke Naoshima dan menginap selama dua malam di Benesse House.

Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Kendala berikutnya, pada tanggal dimana saya dan keluarga akan ke Naoshima, saya baru tau kalau beberapa museum di Teshima Island dengan tutup karena yearly maintenance. Arghhhhh!! Kesal dan kecewa bercampur jadi satu. Padahal inginnya kalau sampai Naoshima, bisa puas-puasin langsung melihat dua pulau sekaligus. Cukup disayangkan, tapi sisi baiknya adalah kami bisa puas mengeksplor Naoshima tanpa terburu-buru oleh waktu.

Begitu sampai di Osaka Kansai International Airport (KIX), kami langsung menukar JR Pass untuk menjadi tiket bepergian kami selama dua minggu di Jepang. Perjalanan menuju Naoshima cukup melelahkan dan panjang bagi kami bertiga yang baru saja mendarat di Jepang. Perlu empat kali mengganti jalur kereta (Kansai Airport-Okayama-Chayamachi-Uno Port), naik passenger boat selama 20 menit dan naik shuttle bus untuk sampai ke Benesse House.

Jika ditotal, kurang lebih memakan waktu sekitar 5 jam.

Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art HouseNaoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Tapi, begitu saya menginjakkan kaki di Naoshima dan merasakan udara sejuk di pipi saya, mata saya basah. Setiap melangkah saya tak berhenti mengucap syukur Alhamdulillah dalam hati. Begitu bersyukur dan beruntungnya saya bisa sampai di Naoshima, pulau kecil yang sudah lama menjadi daftar tempat yang ingin saya kunjungi.

Banyak sekali instalasi seni dan museum yang bisa dieksplor di area Benesse Art Site Naoshima. Tentunya ini merupakan surga bagi para pencinta maupun penikmat seni. Deretan daftar museum yang wajib dikunjungi memang ternyata memang WAJIB dikunjungi.

Tak ada yang terasa setengah-setengah begitu memasuki museum-museum tersebut, karena atmosfir yang terasa juga sangat berbeda dari museum-museum yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Ya, saya belum banyak mengunjungi museum di seluruh bagian dunia, tapi kali ini perasaannya betul-betul berbeda.

Chichu Art Museum. Foto: Benesse Art Site

Puncaknya saat memasuki Monet’s Room di Chichu Art Museum, begitu menginjakkan lantai berkeramik putih yang dingin, jiwa saya langsung tergetar melihat karya-karya Monet yang ditata sedemikian rupa.

Ruangan terasa hening, seolah setiap pengunjung tersihir dengan suasana ruangan yang begitu magis.

Walter De Maria di Chichu Art Museum. Foto: Benesse Art Site


Saya dan suami tak bisa menahan emosi kami yang terkagum-kagum dengan seisi Chichu Art Museum. Saya memperhatikan bagaiman ekspresi dan juga perilaku para pengunjung yang bertamu ke museum-museum di Naoshima. Mereka terlihat sangat menikmati dan sungguh-sungguh. Tak ada gelak tawa yang renyah, semua serba teratur, rapih dan sopan.

Betapa bersyukurnya kami dengan larangan untuk mengambil foto/gambar dalam museum, yang membuat energi dan suasana di dalam museum tetap terjaga tenang dan nyaman. Saya pun bisa menikmati karya-karya Monet, James Turrell, Walter de Maria dan Tadao Ando dengan sungguh-sungguh. Ibaratnya, seperti mendapat siraman rohani setelah menikmati karya-karya tersebut.




Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Bagaimana dengan Aura, si kecil yang berusia 3,5 tahun?

Sama dengan kedua orang tuanya, ia terlihat dan terasa sangat menikmati setiap sudut yang ia lihat di dalam museum. Tak jarang ia mengambil panduan museum, dan memastikan bahwa kami bertiga sudah melihat seluruh karya yang dipajang di dalam museum.

Aura juga sangat terpukau dengan karya-karya yang berada di Benesse House Museum. Saya ingat betul betapa senangnya Aura begitu diizinkan menaiki karya Kan Yasuda, yang mungkin jika dilihat hanya seperti batu putih di luar ruangan saja. Ya, tapi itu adalah karya seni pahat.

Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Ia juga tertarik dengan karya seniman asal Jepang yang membuat instalasi dari 350 figur Ultraman, yang memang menarik sekali dari segi visual.

Selepas dari Benesse House Museum dan Chichu Art Museum, saya mengunjungi Ando Museum, Art House Project, menikmati takoyaki di pinggir pelabuhan, bermain di area Red Pumpkin.

Menghabiskan sore di Naoshima memang sesuatu yang tak ada bandingannya. Malam kami ditutup dengan pelukan hangat karena udara yang semakin dingin, tak lupa mengucap syukur karena diberi kesempatan melihat keindahan dunia.

Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House
Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House
Naoshima Yayoi Kusama Pumpkin Yellow Benesse Art House

Sejujurnya, banyak hal yang saya pelajari selama di Naoshima, lewat karya-karya yang ada di pulau kecil ini. Hanya saja, sulit menuangkannya lewat kata-kata. Tentang ‘being’ dan juga tentang ‘nothingness.’

Mungkin suatu hari, saya akan menceritakannya sambil menikmati secangkir kopi susu hangat jika ada di antara teman-teman yang ingin mendengarkannya. Sekian, terima kasih telah meluangkan waktumu yang berharga untuk membaca tulisan ini.

 photo 2016_new-sign_zpsmxppxjue.jpg

12 comments :

  1. Adeeeemmm bacanyaaaa.. semoga suatu saat nanti bisa menginjakan kaki ke Naoshima jugaaa. Aamiinn..

    ReplyDelete
  2. your post just made my day, thank you!
    semoga someday bisa kesini juga aamiin :')

    ReplyDelete
  3. Thank you for sharing your quirky itinerary, Malo. At least, we get another new perspective from Japan.

    ReplyDelete
  4. Subhanallah ikutan adem bacanya apalagi saya pecinta museum dan galeri seni kak, enak ya ga bisa foto jadi lebih konsen pada pesan senimannya, pengen kesana juga deh, makasih sharingnya kak Andra❤️

    ReplyDelete
  5. Ah ikutan seneng bacanya :") Gara-gara Malo dan Epoy kujadi ikutan ngidam ke Jepang. Semoga, someday :") Have a nice day Kak! <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi semoga bisa ke Jepang dalam waktu dekat! :)

      Delete
  6. Aku bukan pecinta seni tapi hati adem banget baca postingan ini. Bersyukur banget yaa kalian bertiga bisa sama-sama menikmati waktu selama di Naoshima. Perjalanan jauh nggak sia-sia karena tempatnya cantik banget. Aku masih terpesona dengan bangunan parkiran sepeda yang ada toilet umumnya, waktu liat di IG story-nya Ka Alo aku senyum-senyum sendiri, khas Jepang bangett! :P

    ReplyDelete
  7. thank you for sharing, kak! kebetulan banget nih lagi planning liburan tapi belum tau mau kemana

    ReplyDelete
  8. Thank you for this post, Andra! Lovely :3

    ReplyDelete
  9. Tiba-tiba kangen baca blog Kak Alo, pas banget aku mau ke Jepang bentar lagi.. gila ini universe conspires! Fix masuk itin aku. Thanks for sharing!

    ReplyDelete
  10. whoaaa saya terhanyut sama ceritanya mbak.
    Indah banget!!!

    Saya jadi kepengen banget bisa berkunjung ke sana.

    ReplyDelete