
Balik lagi yuk, ngobrol-ngobrol tentang finansial. Bulan Oktober lalu, saya sempat membahas seberapa darurat sih Dana Darurat? Dari pengalaman yang pernah saya alami, kehadiran Dana Darurat itu sangat penting apalagi bagi yang sudah berkeluarga. Dana Darurat berfungsi sebagai pengaman saat kita membutuhannya.
Ntah kenapa saya menggambarkan Dana Darurat seperti ‘extra life’ saat kita sedang bermain game, ketika ‘nyawa’ kita dalam permainan hampir habis. Token ‘extra life’ akhirnya menjadi penyelamat kita di kala sedang menghadapi tantangan berat dalam sebuah permainan.
Dalam hidup, jika kita sedang dilanda masalah maupun bencana, tentunya hal tersebut bukan lagi sesuatu yang main-main kan?
Pembahasan ‘Seberapa Darurat Dana Darurat?’ di IGTV bulan lalu, partner saya yang notabene dulu adalah Certified Financial Planner pertama saya, Randi, mengibaratkan perencanaan keuangan ibarat seperti tim sepakbola. Dalam sebuah tim sepakbola, terdapat 3 peranan penting.
Pertama, tim penyerang.
Dalam hal ini, tim penyerang bertugas mencetak gol sebanyak mungkin. Dalam instrumen finansial, “tim penyerang” adalah investasi yang tugasnya menghasilkan return sebanyak mungkin.

Kedua, pemain tengah.
Peran pemain tengah adalah menjaga keseimbangan tim supaya bisa menentukan kapan waktunya menyerang, dan kapan waktunya bertahan. Dalam instrumen finansial, pemain tengah adalah Tabungan dan juga Dana Darurat. Dana Darurat menjadi pertahanan pertama saat kondisi mendesak atau kondisi mengancam, contoh saat kita sakit, bencana alam dan kehilangan pekerjaan.
Ketiga, yaitu pemain bertahan.
Peran pemain bertahan ya cuma satu, supaya gawang tidak kebobolan. Dalam instrument finansial, ini dikenal sebagai asuransi – yang menjaga kondisi keuangan agar tidak sampai kebobolan akibat suatu masalah/kondisi.
Menarik ya! Jadi intinya dana darurat, tabungan, investasi dan juga asuransi saling melengkapi. Jika kita tidak punya salah satu di antara 4 elemen di atas, alhasil kondisi keuangan kita pun menjadi tidak seimbang.
***
BAGAIMANA CARA MENGUMPULKAN DANA DARURAT?

Awalnya kita harus menabung dulu, hingga Dana Darurat terkumpul sesuai dengan kebutuhan dan status kita (menikah/belum menikah).
Cara menghitung Dana darurat adalah sebagai berikut:
Untuk yang belum menikah, dana darurat yang harus dikumpulkan adalah 3x dari pengeluaran wajib bulanan.
Untuk yang sudah menikah, dana darurat yang harus dikumpulkan adalah 6x dari pengeluaran wajib bulanan.
Untuk yang sudah berkeluarga, dana darurat yang harus dikumpulkan adalah 12x dari pengeluaran wajib bulanan.
***
Tidak ada target khusus berapa lama harus mengumpulkan dana darurat, intinya ya SECEPAT MUNGKIN. Begitu dana darurat bisa terkumpul, hari-hari menjadi lebih tenang karena kalau pun terjadi apa-apa kita masih punya ‘extra life’ atau ‘pertahanan’ seperti yang saya jelaskan di atas.
Bentuk dari Dana Darurat pun bisa beragam, tapi saya pribadi memilih dalam bentuk uang tunai – karena lebih mudah dicairkan dalam jangka waktu yang sangat singkat.
![]() |
Sederhana saja, ingin menjalani hidup tanpa harus mikirin uang setiap saat! |
Sedikit cerita pribadi menyangkut Dana Darurat, saya dan suami memang bela-belain banget supaya target Dana Darurat kami tercapai. Padahal masih ada hutang (cicilan) dan juga harus memenuhi kebutuhan lainnya. Pelan tapi pasti, ternyata target kami mengumpulkan Dana Darurat akhirnya berhasil dalam waktu yang cukup lama yaitu sekitar 3 tahun. Banyak yang bertanya bagaimana bisa disiplin? Saya akan jawab dengan mudah, walaupun prakteknya sulit sekali.
“Dimana ada kemauan, disitu ada jalannya.”
Salah satu alasan kenapa saya begitu fokus mengumpulkan Dana Darurat (dan juga menabung untuk pos lainnya) karena saya ingin merasa lebih mandiri secara finansial. Saya ingin hidup lebih tenang, lebih fokus dengan masa sekarang dan lebih produktif mengerjakan hal-hal yang saya suka.
Memang benar, begitu salah satu target finansial statusnya ‘aman’ maka seseorang atau sebuah keluarga juga lebih rileks dalam menjalani hari-harinya. Dan saya juga berdoa agar teman-teman bisa merasakan hal yang sama :)
Sebetulnya masih banyak topik-topik finansial lainnya yang nanti akan saya coba bagikan lewat blog, kalau teman-teman ada rikues apa nih? Thanks for reading ya!
Photos: Pixabay c/o Over, Sweet Escape Melbourne

Terimakasih kak Andra udah bahas ini.. Begitu kak Andra bahas ini di IG aku langsung kasih tau suami tentang dana darurat. Dan begitu dapet rejeki langsung kami melunasi semua hutang cc dan sekarang pelan-pelan benerin cashflow dan ngumpulin Dana Darurat. Kalau lagi gak semangat aku nntn IG TV kak Andra looohh yg bahas Dana Darurat aku ulang-ulang jadi semangat lagi deh nabungnya haha :D
ReplyDeletePlease bahas tentang investasi kak, Reksadana misalnya :)
Hi Miaaaaa, mudah2an bermanfaat yaaa! Kalau investasi kayaknya belum dalam kapasitasku nih, aku juga masih harus banyak belajar :D
Deletekak malo terima kasih pencerahannya, kak mau tanya kalo nyimpan dana darurat dalam bentuk uang cash, klo nominal gede gmna (misal 10jt) bagi yang gapunya brangkas.
ReplyDeletetrus keadaan apa saja kita boleh gunain dana darurat selain saat sakit, bencana alam dan kehilangan pekerjaan.,
Hi Rina, aku sih menyarankan simpan di bank aja supaya lebih aman. Untuk keadaan darurat umumnya itu kan sakit, bencana alam, PHK, intinya keadaan yang sangat mendesak hingga membutuhkan dana lebih :)
DeleteMalo, kalau dana daruratnya disimpan dalam bentuk uang tunai, apa gak tergerus inflasi ya? atau kita tambah terus setiap tahun, misalnya 5% tiap tahun, supaya nilainya stabil? Makasih ya Malo sharingnya, saya jadi makin semangat untuk ngumpulin dana darurat :)
ReplyDeleteHi Binar, sebenarnya kalau dana darurat sudah terkumpul atau sedang dikumpulkan, bisa dibagi misalnya 50% dalam bentuk emas, 50% dalam bentuk tunai. Nah kenapa aku menyarankan kumpulin dalam bentuk tunai, karena namanya "darurat" kita bisa gunakan dana tersebut di saat keadaan mendadak. Kebayang gak sih kalau ada bencana alam, terus kita harus mencairkan emas dulu? Atau misalnya harus deposit ke RS sebagai jaminan? Selain itu, beberapa financial adviser yang aku temui memang menyarankan untuk menyimpan tunai aja.
DeleteUntuk tabungan lain mungkin bisa disimpan dalam bentuk emas/logam mulia, investasi dan sebagainya :) mudah2an terjawab ya!
panutanku <3 kak alo selalu share ilmu yg bermanfaat, setiap aku mampir di blog selalu ada hal positif yg aku terima. keep doing what you're doing kak <3 semoga suatu saat bisa ketemu!
ReplyDeleteMalo untuk yg pertama kali disiapkan apa dulu ya? Investasi, dana darurat atau asuransi??
ReplyDeleteKetiganya sama pentingnya, aku sudah bahas di atas soal "tim sepakbola" :)
Deletehalo mbak alo, artikel di blog mbak selalu aku tungg, apalagi sejak mbak mulai soal perencanaan keuangan ini. makin ga sabar nunggu tiap artikel. mbak, aku pengen dong soal pilihan dan pertimbangan investasi yang mbaj dan keluarga pilih. satu lagi topik soal ngatur belanja sebagai pekerja lepas, do and don't, the must buy and the not so necessary, gmn mbak ngegolongin nya dan cara nahan diri buat ga belanja yang ga perlu.
ReplyDeleteterima kasih
Hi Cherry, untuk tips2nya mungkin bisa dibaca dulu di blog orang lain, di Youtube juga sudah banyak sekali yang bahas soal apa saja yang perlu dibeli/tidak perlu dibeli. Kalau aku pribadi sih menerapkan sedikit teori minimalist living, cukup membantu selama 2-3 tahun terakhir :)
DeleteMalo boleh nanya dikit gak? Apakah Malo sudah terbebas dari cicilan2? Menurut yang aku baca..kalau keuangan kita mau sehat.. gak boleh punya hutang..
ReplyDeleteHi Noorma, mungkin bukan "nggak boleh hutang" kali ya maksudnya, sejauh ini dari pengalamanku bekerjasama dengan Financial Planner & Adviser: hutang boleh asal cashflow tetap rapih, jangan sampai minus dan tetap membuat perencanaan keuangan lancar :) kalau nggak ada hutang sih lebih bagus lagi :)
DeleteSoal bebas cicilan, mungkin bisa dibaca lagi tulisan-tulisanku sebelumnya :) makanya perlu sampai 3 tahun absen baru bisa bahas soal finansial lagi ;)
Wah, aku jadi termotivasi lagi buat ngumpulin dana darurat pas baca Kak Andra butuh 3 tahun buat bisa mencapai target itu. Ngumpulin dana darurat memang tidak instant yah....
ReplyDeleteBetul, nggak ada yang instan. Pada akhirnya, prosesnya adalah hal yang paling berharga kok, bukan hasil akhirnya :)
DeleteHi kak.. boleh ga share tentang pengalaman menabung di jenius.. thank you berfore
ReplyDeleteTerimakasih kak atas sharing informasinya
ReplyDeleteSangat berharga. Saya juga sedang berusaha menabung untuk dana darurat dan tidak boros
ASLI aku mantengin banget lho setiap konten finansial yang Malo Share! Sangat terbantu. Sekarang aku di tahap ngumpulin dana darurat. Alhamdulillah udah lebih dr 1/2 perjalanan!
ReplyDeleteHuaaah 1/2 jalan. So proud of you!!!! :))))
DeleteHai kak malo. Makasih udah share ilmunya. Caranya benerin chashflow gimana ya kak?
ReplyDeleteNyicil dana darurat dari 1,5 tahun yang lalu dan Alhamdulillah di akhir tahun ini dana darurat sudah melebihi target, rasanya tenang dan pede aja untuk ngapa-ngapain :D. Makasih info financial-nya Mbak, sangat membuka pikiran, jadi akunya gak foya-foya terus kerjaannya :D
ReplyDeleteterimakasih kak, aku masih kuliah. tapi aku pingin belajar dan nahan diri matian-matian. aku juga kayak kak erni selalu mantengi konten-konten mengenai kehidupan terutama bab financial... terimakasih banyak intinya, do'ain aku sukses dalam mencoba hal ini.. semangat, semoga kakak dan keluarga diberi kesehatan dan semakin dilancarkan rezekinya. cintaaaa kak Andra. haha
ReplyDeletepanjang yaaa ternyata
wow, saya jadi tertampar melihat postingan ini :( sampai detik ini ga pernah punya dana darurat atau tabungan :(
ReplyDelete