
Sebelum liburan ke Jogja, saya sempat tanya lewat Instagram tentang tempat-tempat yang ramah anak (bisa dilihat di sini ya ibu-ibuuu). Wah, ternyata yang respon banyak banget!
Ada beberapa tempat yang seru-seru banget, tapi pas saya browsing kayaknya banyak tempat-tempat yang cocoknya dikunjungi anak berusia 3-5 tahun ke atas. Yaudah dari situ saya memilih satu tempat untuk ngajak Aura main yaitu Taman Agrowisata Bhumi Merapi.
Cuaca pagi itu bersahabat sekali. Jogja diguyur hujan semalaman dan meninggalkan sisa embun pagi yang sejuk. Kami sarapan di hotel, lalu sekitar jam 10 pagi berangkat ke daerah Kaliurang. Tadinya saya ingin berkunjung ke Museum Ullen Sentalu dan Museum Gunung Merapi (terakhir ke dua tempat itu sekitar 5 tahun lalu), tapi suami mengingatkan nggak perlu terlalu ambisius (karena ada Aura yang lagi rewel) dan fokus untuk pergi ke tempat-tempat yang belum pernah kami kunjungi.
Read more: Our Artsy Weekend in Jogja #1


Perjalanan dari Yats Colony yang berada di selatan Jogja ke Taman Agrowisata Bhumi Merapi yang lokasinya di utara Jogja memakan waktu sekitar 40-50 menit. Jalanan hari itu nggak macet, jadi cukup bersahabat plus udaranya lagi enak banget untuk jalan-jalan di luar. 10 menit sebelum sampai di Taman Agrowisata Bhumi Merapi, Aura sempat tertidur. Mungkin karena badannya nggak enak ya, mau numbuh gigi. Selama perjalanan Aura nggak mau lepas nenen dan perlahan-lahan puting mulai lecet hahaha.
Untuk mencari lokasi Taman Agrowisata Bhumi Merapi saya harus menggunakan GPS, karena tempatnya agak nyempil sedikit. Begitu sampai ternyata nggak terlalu ramai, jadi kami langsung beli tiket masuk seharga Rp 15.000,-/orang.


Aura langsung saya bujuk-bujuk untuk bangun supaya nggak melewatkan kesempatan ini. Begitu lihat kelinci yang berkeliaran, Aura nggak jadi cranky karena dibangunin hihihi. Langsung lari kesana-kemari kesenengan!
Nah di Taman Agrowisata Bhumi Merapi ini kami bisa ngasih makan binatang-binatang yang ada disana. Tapi karena kondisinya lagi sepi banget, nggak ada petugas yang jagain. Ada sih, cuma satu orang petugas yang sempat ngasih kami sayur kangkung di area kelinci.

Setelah selesai main dengan kelinci-kelinci yang super fluffy dan gemesin, saya ingin ngasih susu ke kambing-kambing yang ada disana. Kambingnya sih di dalam kandang, jadi aman nggak akan grasak grusuk. Masalahnya benar-benar nggak ada petugas yang jaga, padahal untuk ngasih satu botol susu kambing itu harus membayar Rp 2.500,-/botol.
Walaupun nggak ada petugas, saya tetap ngasih susu botol ke kambing-kambing yang gemes-gemes karena mereka rebutan minta susu hihihi. Untungnya di dekat tempat mengambil susu perah yang disediakan ada kotak sumbangan, jadi pengunjung bisa ikut nyumbang. Saya sisipkan Rp 50.000,- ke dalam kotak tersebut, hitung-hitung amal dan membayar botol-botol susu yang telah saya berikan ke anak-anak kambing.




Selain kelinci dan kambing, Taman Agrowisata Bhumi Merapi juga memiliki beberapa koleksi reptil seperti ular, kadal dan ada juga kura-kura. Disini kita juga bisa membeli sayuran hidroponik yang segar-segar dan murah.
Walaupun Taman Agrowisata Bhumi Merapi nggak terlalu besar tempatnya, saya dan Abenk senang banget ngajak Aura main disini. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi kami sekeluarga, sekaligus menjadi aktifitas yang edukatif untuk Aura.
Agrowisata Bhumi Merapi
Jl. Kaliurang KM.20, Hargobinangun,
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582

***
Dari Taman Agrowisata Bhumi Merapi sebenarnya kami ingin mampir ke Filosofi Kopi tapi masih terlalu 'pagi'. Abenk mengingatkan untuk makan siang, jadi sekalian saya pikir ya mampir aja ke Kopi Klotok. Hampir semua teman-teman di Instagram menyarankan saya untuk mampir ke Kopi Klotok sampai saya penasaran banget.
Dari segi jarak dan lokasi, ternyata nggak jauh dari Taman Agrowisata Bhumi Merapi. Lokasi Kopi Klotok berada di tengah-tengah sawah, yang menurut saya merupakan nilai plus karena saya sebagai orang Jakarta memang jarang lihat sawah hahaha. Kopi Klotok ini bentuknya seperti warung tapi besar dan nggak sumpek.
Awalnya masih belum ngerti konsepnya, tapi ternyata kalau mau makan bisa ambil sendiri di dekat area dapur. Di atas satu meja besar, ada nasi, ayam goreng, telur dadar, tempe bacem, sambal, bermacam-macam lodeh! Duh, saya langsung menelan ludah. Soalnya kelemahan saya adalah masakan Indonesia dengan tampilan rumahan. Saya pasti langsung laper lihatnya!



Saya juga memesan tiga Kopi Susu panas untuk saya, Abenk dan Pak Wied, driver yang mengantar kami selama di Jogja. Kalau menurut Pak Wied, makanan dan kopi di Kopi Klotok rasanya biasa aja. Hanya suasana rumah makannya yang enak, makanya ramai pengunjung.
Bagi saya dan Abenk, justru sebaliknya. Makanan dan kopi yang kami pesan itu rasanya sangaaaat nikmaaaaat. Ditambah suasana yang adem, santai, duh sampai betah lama-lama disana. Saya sampai nambah telur dadarnya satu lagi lho, sangking heboh makan telor dadar super enak dan crispy. Lodeh dan sambalnya juga enak banget. Kami juga pesan pisang goreng sampai dua porsi karena pisangnya garing dan manis.

Kalau saya mungkin punya kenangan personal sama sayur lodeh. Masa kecil dulu, saya besar di lingkurangan pencinta makan Jawa dan pedas. Makanan pedas yang pertama kali saya makan waktu berusia 4-5 tahun adalah sayur lodeh buatan Eyang. Ibu saya juga sering masak lodeh. Tapi sejak beliau terkena cancer lymphoma, Mama udah jarang masak di rumah. Makanya kalau lihat sayur lodeh, saya bisa bahagia bukan main :)
Iya, bahagia itu sesederhana itu bagi saya.


Warung Kopi Klotok
Jl. Kaliurang KM.16, Pakembinangun,
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582
Kami menghabiskan waktu untuk menikmati suasana di Kopi Klotok cukup lama. Sampai sekitar pukul 2 siang, kami baru gerak menuju destinasi berikutnya: Nasi Goreng Diplomacy dan Candi Ratu Boko.

Pertama kali mendengar nama Nasi Goreng Diplomacy (NGD) dari teman saya, Ajeng, saya pikir NGD adalah rumah makan nasi goreng yang enak banget (apa dasar pikiran saya makan melulu ya?). Hahaha! Nasi Goreng Diplomacy (NGD) adalah sebuah galeri atau toko yang menjual merchandise dan karya seni dari seniman-seniman ternama di Indonesia.
Sebut saja Eddie Hara, Bob Sick, Roby Dwi Antono dan Arwin Hidayat yang meramaikan merchandise yang dijual di NGD. Begitu masuk ke NGD, mata saya tertuju pada mural yang menghiasi tembok. Mural tersebut adalah karya Arwin Hidayat yang saya yakin banyak banget yang menjadikan mural ini sebagai latar belakang foto di Instagram hehehe (termasuk saya!).

Ada juga berbagai macam scarf, kaos, buku tulis, buku biografi, paper work dan sebagainya. Saya pun langsung memilih scarf dengan digital print Roby Dwi Antono untuk dibawa pulang. Kalau teman-teman mau kesini, nggak harus belanja kok. Lihat-lihat isi tokonya aja udah senang. Kalau sampai beli sesuatu, akhirnya ikut memajukan seniman-seniman Indonesia. Lagian yaaa.. Merchandise yang dijual di NGD juga stoknya terbatas banget!

Biasanya kalau lagi mampir ke toko saya harus ngejar-ngejar Aura, kali ini Aura nyenyak banget tidurnya sampai ditaruh di sofa pun masih tidur. Disini saya bisa bergerak bebas dan ngobrol-ngobrol juga sama pemilik NGD bernama Ben. Ben orangnya ramah banget, ngasih tau saya dan Abenk macem-macem.
Sangking serunya, kami dikasih tau tempat-tempat seru di Jogja dan pameran apa saja yang harus dikunjungi. Thanks ya Ben!
![]() |
Ruang ganti yang diisi dengan karya Bob Sick. Keren! |
![]() |
Foto dulu di depan karya Mas Arwin. |
Senang banget kesampaian mampir ke Nasi Goreng Diplomacy. Pulang-pulang nggak cuma bawa pulang belanjaan, tapi jadi dapat teman baru dan dapat rekomendasi tempat-tempat seru untuk dikunjungi. Hore! :)
Nasi Goreng Diplomacy
Hotel Grand Mercure
Jl. Laksda Adi Sucipto No.80,
Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
***

Kami menutup sore dengan menghabiskan waktu di Candi Ratu Boko. Cuaca sore itu benar-benar bersahabat, begitu pula dengan Aura. Selama naik-turun dan berkeliling di Candi Ratu Boko, Aura maunya jalan sendiri (hore Mama nggak encok). Aura juga menikmati suasana, saya dan Abenk lihatnya aja udah senang banget.
Ini pertama kalinya saya ke Candi Ratu Boko. Ternyata bagus banget! Sebagus itu! Untuk masuk ke kawasan Candi Ratu Boko kami harus membayar Rp 50.000,-/orang, tapi memang kawasan Candi sangat rapi dan bersih jika dibandingkan tempat-tempat wisata candi lainnya. Banyak orang yang bilang, kalau ke Ratu Boko lebih baik sekalian menikmati matahari terbenam.

Sayangnya, matahari sore itu malu-malu. Lebih banyak tertutup oleh mendung karena kalau sore lagi sering hujan. Kawasan Candi Ratu Boko ini juga besar banget. Sebaiknya bawa stroller kalau bawa anak kecil kesini, tapi kemarin Aura antusias banget main disana dan mau jalan kaki sendiri walaupun jaraknya cukup jauh lho.
Baterai kamera saya sudah hampir habis saat tiba di Candi Ratu Boko, makanya nggak terlalu banyak foto-fotonya. Justru karena nggak sibuk foto-foto, jadi bisa menikmati suasana sore di Ratu Boko yang menyenangkan.


Sebelum gelap, kami bergegas ke area parkir untuk pulang ke hotel. Hari itu jadwalnya cukup padat, mungkin karena jarak tujuan kami yang cukup jauh. Udah nggak ada tenaga deh, buat makan di luar hahaha. Akhirnya malam itu ditutup dengan memesan nasi paru ketumbar dari Warung Bu Ageng via Gojek. Hmm.. enakkkk!
Candi Ratu Boko
Bokoharjo, Prambanan (hanya 3 kilometer dari Candi Prambanan)
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

makasih malo untuk itenarary jogja tripnya... next ke jogja bisa dipake deh..
ReplyDeleteSama-sama! Senang kalau berguna :) Kopi Klotok wajib dicoba yaa :D
Deleteseru banget yahh jalan2 ke jogjanya kali ini banyak tempat yang aku ga tau!
ReplyDeleteNgomongin soal masakan mama , emang selalu dirindukan ga ada duanya.
Sama Stev, aku juga baru tau ya karena saran-saran teman-teman dari Instagram hihihi. Iya ya kangen masakan mama x
DeleteAndraaa seru bangeetttt.. plus foto2 kamu keren2 jugaaa, bikin mupeng kesana <3
ReplyDeleteMakasih dear Susy :)
DeleteJadi pengen ke jogja lagi, kayaknya disana selalu muncul tempat tempat ngehits yang baru, yang bikin kita pengen balik kesana lagi. Btw itu aura �� makin hari makin cantik sih ndraaa, gemes banget ngeliatnya ��
ReplyDeleteHehe iya, bahkan temanku bilang katanya setiap minggu pasti ada coffee shop baru di Jogja :D Seru yaaa.. Iya Aura keliatan makin cewek ya skrg hihihi
DeleteWow, ini sisi yang berbeda dari Yogya. Thanks for sharing, Malo!
ReplyDeleteMasama Winaaa! :*
DeleteSelalu terbawa perasaan deh setiap baca blognya Ka Alo, mungkin ini namanya baper yang postif ya, hahha
ReplyDeleteKaya berasa ada disitu dan menikmati suasana yang kalian rasain. Jadi pingin sweet escape ke Jogja. Tapi tetep Aura tergemas sih..
Peluk cium untuk Aura. Have a nice day, Ka Alo Xoxo
Seru banget!! Itu Aura koq kece banget bajunyaa hahaha .. Pertama kali liat caption nasi goreng diplomacy di instagram kamu juga aku mikirnya tempat makan nasi goreng tapi yang versi hip kece hahaha ... ketauan ya ga boleh jauh2 dari makanan :)
ReplyDeleteJogja is on the list for sure!! :)
Hahaha sama, otakku emang gak jauh2 juga dari makanan. Lucu ya tapi namanya, catchy banget :D
DeleteKeliatannya seruu tuh :)
ReplyDeleteWew, asyik banget pembawaannya dalam bercerita tentanf perjalanan ke sudut etnik indonesia yang satu ini
ReplyDeleteTerima kasih ya Andra, berkat baca blog kamu ini, perjalanan ku ke Yogya bersama suami di minggu lalu sangat menyenangkan. Kopi Klotok dan Taman Agrowisata Bhumi Merapi sangat sangat berkesan buat kita. Keep up the good blog yah :)
ReplyDeletehttps://girl-with-an-attitude.blogspot.co.id/2018/04/trippin-to-yogyakarta.html
Suka banget sama tulisanya Kak. Apalagi lihat foto - fotonya keren kak. Kak kalau boleh tau kakak pakai camera apa ya kak yang menemani setiap liburannya ?
ReplyDelete