YATS COLONY YOGYAKARTA

Pertama kali melihat ulasan dan foto-foto Yats Colony di blog eatandtreats, saya langsung memasukkan hotel ini ke dalam bucket list saya. Berharap cepat-cepat bisa liburan ke Jogja dan menginap di hotel ini bersama keluarga.

Gayung bersambut, tak lama setelah itu saya dan Anya diundang oleh pihak Yats Colony untuk bermalam disana.

Setelah berkali-kali menyocokkan jadwal dengan Anya (@tanyalarasati), kami akhirnya bisa liburan bersama. Kali ini, kami nekat liburan tanpa suami karena ingin pergi saat hari kerja. Kurang lebih hanya perlu dua minggu dari sejak kami memesan tiket, hari yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang juga!

Kami sampai di Jogja sekitar pukul 4 sore. Membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit untuk sampai di Yats Colony dari Bandara Internasional Adisucipto. Sore itu kondisi jalanan cukup padat, karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Sampai di Yats Colony, rasa lelah berganti dengan pesona akan kecantikan hotel ini.




Saya beneran nggak nyangka kalau Yats Colony aslinya juga bagus, bukan hanya instagenic belaka. Segala sudut dan detail ornamen dalam hotel ini berhasil mencuri hati dan perhatian saya. Bukan hanya itu, Yats Colony juga terasa hangat dan nyaman seperti berasa tinggal di rumah sendiri. Ukuran kasur yang besar, bantal yang fluffy, kamar terasa bersih dan luas.

Saya dan Anya menginap di kamar tipe ‘Na’, yang lokasinya berdekatan dengan kolam renang. Ini merupakan pemandangan yang menyenangkan, selain tentunya dekat dengan kolam renang. Di sekitar kolam renang dikelilingi oleh pohon-pohon yang menyejukkan mata.





Interior dan eksterior Yats Colony ditata sedemikian rupa sehingga mengingatkan saya seperti sedang berlibur di Bali. Di depan kamar juga dilengkapi area teras untuk bersantai dengan bantal-bantal empuk. Tempat leha-leha ini jadi tempat jajahannya Aura, karena Aura senang tidur-tiduran disana sambil bengong.

Nilai plus dari kamar ‘Na’ adalah meja untuk bekerja atau menulis, rak TV yang bisa diputar agar bisa ditonton di atas tempat tidur maupun sofa sekaligus penyekat ruangan yang juga berfungsi sebagai rak baju. Kamar terasa lebih hangat karena adanya sofa berwarna kuning, juga hiasan dekorasi tanaman dalam kamar. Di tengah ruangan juga ada karpet bulat dari anyaman yang membuat suasana lebih hangat.









Kami juga sempat mengintip ke kamar tipe ‘Ha’ yaitu kamar yang paling besar di Yats Colony. Sebetulnya kamar tipe ‘Ha’ sangat menarik perhatian kami, pertimbangannya hanya karena kamar ‘Ha’ berupa mezzazine yang kurang cocok untuk orang tua yang memiliki anak kecil seperti saya. Tipe kamar seperti ini lebih cocok untuk yang menginap bersama pasangan maupun teman.

Di lantai dasar kamar tipe ‘Ha’ adalah ruang duduk, meja kerja dan kamar mandi. Sedangkan di bagian atas adalah tempat tidur, televisi dan kursi yang nyaman.

Setiap kamar di Yats Colony juga dilengkapi oleh karya seni yang dilukis di atas papan kayu. Karya-karya tersebut dibuat oleh Aditya Pratama (@sarkodit), saya satu seniman Indonesia favorit saya. Menarik sekali yah!

***

Sekarang menuju area depan hotel yang gak kalah menarik untuk dibahas. Di area depan (setelah tempar parkir) ada dua becak versi mini yang menjadi sasaran obyek foto para tamu. Di sebelah kiri ada lobi dan juga restoran, sedangkan sebelah kanan ada kamar-kamar hotel untuk para tamu.




Area lobi sebelah kiri digunakan untuk area check in dan check out plus tempat penjualan souvenir. Sedangkan area sebelah kanan adalah restoran sekaligus coffee shop. Sejauh yang saya coba, belum ada menu makanan yang gagal selama menginap di Yats Colony. Semua menu sarapan yang saya pilih mulai dari bubur ayam, omelette, nasi goreng dan avocado toast rasanya enak-enak!

Untuk pilihan makanan yang disediakan di buffet juga cukup beragam. Mulai dari dragon fruit smoothie, aneka jus buah, infused water, sereal, buah-buahan segar, roti hingga aneka jajanan pasar seperti risoles, getuk dan dadar gulung.

Baca juga: #AuraSada Jogja Trip #1






Tak hanya presentasinya saja yang bagus dan fotogenik, rasa dan kualitas makanan juga sangat baik. Untuk kopi yang ditawarkan, Yats Colony menggandeng Coffee Smith dari Jakarta. Disajikan dengan cangkir keramik yang menggemaskan, momen ngopi di Yats Colony menjadi sesuatu yang membekas di hati saya.

Karena Yats Colony masih tergolong hotel baru, jadi belum ada room service ya ibu-ibu. Kalau mau pesan makanan untuk di kamar, kita perlu ke restoran lalu staff akan membungkuskan pesanannya untuk kita. Tapi gak bisa diantar ke kamar, kita harus ambil sendiri ke restoran. Justru karena lokasi Yats Colony yang tidak terlalu luas, mau ngapa-ngapain jadi gampang. Gak perlu ribet-ribet jalan terlalu jauh.

Perlu diingat bahwa Yats Colony masih dalam tahap pembangunan, nantinya akan ada kurang lebih 40 kamar yang disediakan untuk para tamu. Soalnya pas saya menginap, masih terdengar suara-suara yang cukup mengganggu di bagian atas kamar saya pada siang hari.





Oh ya, untuk melakukan reservasi ada baiknya langsung hubungi Yats Colony. Sedangkan untuk melihat tipe kamarnya bisa langsung di website. Setelah melakukan pemesanan, nanti akan dapat e-mail berupa detail pemesanan sekaligus invoice. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer via rekening BCA.

Untuk harga kamarnya sendiri mulai dari Rp 500.000++, cukup terjangkau dengan fasilitas yang ditawarkan.

Baca juga: #AuraSada Jogja Trip #2



Pengalaman menginap selama dua malam di Yats Colony mungkin susah untuk dilupakan oleh saya. Selain pengalaman pertama keluar kota bersama sahabat dan anak kami masing-masing, Yats Colony rasanya seperti rumah yang pintunya selalu terbuka untuk kami. Thanks for reading!

Yats Colony
Jl Patangpuluhan No 23
Patangpuluhan, Wirobrajan
Daerah Istimewa Yogyakarta
Telp. (0274) 3451235
Website: www.yats.co