
Rasanya berat sekali untuk meninggalkan ‘rumah’ kami selama liburan kemarin di Tokyo. Sebuah apartemen kecil yang berlokasi di Ebisu, di tengah pusat kota yang lingkungannya ramah dan tenang. Sebenarnya, tidak banyak pilihan penginapan yang letaknya di Ebisu.
Saya cukup ‘ngasal’ untuk nekat memilih Airbnb setelah bertukar pesan dengan pemilik apartemen.
Hal pertama yang membuat saya tertarik, pertama daerahnya yang sepi dan tenang. Saya dapat rekomendasi dari kakak ipar saya, Ruben, karena Ruben lumayan sering menginap di daerah Ebisu.
Selain lokasi, ukuran apartemen juga sangat menentukan. Jarang sekali saya melihat apartemen di Jepang dengan ukuran cukup luas, biasanya mini-mini kayak gang senggol. Dan apartment yang saya pilih sebisa mungkin jendelanya besar dan banyak cahaya matahari yang masuk.

Sebelum booking, saya cek dulu apakah ada heater dan juga mesin cuci. Soalnya setelah punya anak, setiap liburan saya pasti malas bawa pulang baju kotor. Lebih praktis jika setiap hari saya bisa nyuci baju di apartemen, besoknya baju tersebut bisa dipakai lagi. Walaupun udara di Jepang sedang dingin, tetap saja saya nyuci lho tiap malam. Kan tinggal masuk mesin aja hehe. Pas mau keringin, tinggal gantung di luar atau di depan heater. Kering deh!
Alasan mencuci setiap hari karena saya dan suami sering memilih tempat makan yang berasap, walaupun gak berkeringat tapi baju kami tetap saja bau masakan.


Apartemen milik Pierre ini memiliki fasilitas cukup lengkap bagi saya. Walaupun gak ada televisi (sama kayak di kamar tidur saya hehe), bantalnya kempes dan kasurnya bukan tipe kasur ‘mewah’, tapi penginapan yang saya pilih sangat cukup bagi kami. Rasanya benar-benar seperti tinggal di rumah sendiri aja. Lingkungan perumahan Ebisu membuat saya dan Abenk jatuh cinta. Jauh dari suara bising, keramaian, bersih dan friendly.
Di luar apartemen tersedia vending machine yang menjual minuman, sedangkan kalau jalan sekitar 5-10 menit kami bisa menemukan convenient store, drug store, French restaurant dan Mitsukoshi (seperti department store, ada supermarketnya juga di basement).
Oh ya, yang penasaran dengan Airbnb saya bisa di cek di sini.



Di hari keenam, kami harus pindah kota ke Osaka. Ini pertama kalinya Abenk dan Aura naik Shinkansen, kereta super cepat yang selalu jadi pilihan para turis kalau mau pindah-pindah kota kalau berlibur ke Jepang.
Kemarin ada beberapa yang nanya secara personal soal koper dan Shinkansen. Iya, saya dan Abenk selama pindah kota di Jepang gerek-gerek koper dan Aura duduk di stroller. Saat naik kereta, ada ruang khusus untuk menaruh koper, bahkan koper bisa disimpan di depan kaki atau di atas kepala seperti bagasi di pesawat.
Sebelum meninggalkan Tokyo, saya menyempatkan brunch di Kobeya Kitchen di Atré. Roti dan kuenya enak-enak banget. Untuk pencinta roti, wajib coba hihihi. Kebetulan dekat banget dengan apartemen kami, tapi kami biasanya gak pernah mampir atau beli makanan di Atré – padahal isinya macam-macam lho.
Oh ya, back pain saya jauh membaik dan hilang dengan sendirinya. Padahal cuma dikasih NEO rheumacyl yang krim (panas banget!) dan minum banyak air putih.
Balik lagi soal Ebisu. Sekarang baru agak nyesel juga, gak menghabiskan waktu banyak di Ebisu padahal daerahnya enak banget. Mungkin lain kali harus lebih lamaan atau balik nginep di daerah Ebisu lagi supaya lebih puas.
Baru ingat, sudah 5 hari saya dan Abenk gak ngopi dengan proper. Biasanya beli kopi kalengan di vending machine karena benar-benar gak sempat ngopi. Parah banget ya hahaha. Tapi kopi kaleng di Jepang tuh rasanya enak-enak, gak kayak di Indonesia yang manis banget.
***
Sekitar pukul 12 siang, kami menuju Shinagawa untuk naik kereta Shinkansen. Saya sudah persiapan bawa cemilan dan makan siang untuk kami bertiga, soalnya perjalanan ke Osaka menempuh waktu sekitar 3 jam.




Tak banyak cerita yang menarik selama perjalanan ke Osaka, tapi kami bertiga beristirahat cukup maksimal selama perjalanan dari Tokyo menuju Osaka. Capek selama 5 hari sebelumnya baru terasa di akhir-akhir, pas lagi diem hahaha.
Sampai di Osaka, kami langsung check-in di Airbnb dan istirahat sebelum akhirnya keluar untuk makan malam. Malam pertama di Osaka kami habiskan untuk menelusuri daerah Shinsaibashi, Dotonbori dan Namba. Sesuatu yang seru buat kami, karena isinya makanan semua dan enak-enak! Lanjut ke hari berikutnya yaaa..

mbak andra, itu strollernya masih pake Joie Nitro juga kah? Kayak liburan ke Bali dulu? Btw thanks review Joie Nitro di postingan dulu itu ya. Akhirnya aku pilih stroller yg sama.
ReplyDeleteIya pakai Joie Nitro, akhirnya aku beli untuk sendiri. Karena tahun lalu masih pinjem kakak iparku hihihi :) Enak banget ya strollernya, mana murah meriah!
DeleteAura! Bobonyaaaaa!!!! Teler ya, nduk! ;)
ReplyDeleteAduh Aura jumpalitan tidurnyaa! hahah.
ReplyDeleteKak, aku sudah cek yang di Ebisu itu, sayang ga cukup untuk aku dan keluarga yang ber-5. Masih pusing cari airbnb di Osaka yang masuk budget, search Ebisu untuk 5 orang pun dapatnya Shibuya / Shinjuku :(
Kak Shinkansen-nya, pakai reserved seat kah?
Hai Nina.
Deletekebetulan aku dapet airbnb yg di Ebisu juga tapi bisa buat ber 5
ini linknya yaa kali2 cocok. soalnya ini lumayan besar dan banyak beds nya hehe..
https://www.airbnb.com/rooms/13982237
kemarin aku nginap di airbnb di osaka di daerah shin-osaka, tempatnya luas, kasurnya bisa buat berenam, dekat sekali dengan stasiun shin-osaka siapa tau masuk budget
Deletewww.airbnb.com/rooms/12177188
AAAK~ terima kasih semuanyaaa.
DeletePas baca lagi jd bingung sendiri, cek yg Ebisu (Tokyo) tp malah nulis cari airbnb Osaka :)) tapi emang cari dua2nya sih.
Kebetulan belum mutusin airbnb, jd bisa tambah referensi nih, terima kasih sekali lagi :)
Kask Andra, saya suka blog reviewnya tentang Jepang. Kebetulan kemarin baru beli tiket ke Jepang untuk tahun depan di GATF2017 (menelusuri Osaka-Tokyo,jadi bisa jadi referensi. tadi saya buka link yang tentang AirBnB nya Pierre, saya mau tanya untuk bagian price itu ada "security deposit" maksudnya apa ya, Kak? boleh minta jelaskan sedikit proses pemesanan & pembayaran menggunakan AirBnb itu bagaimana?
ReplyDeleteUntuk Shinkansen itu menggunakan JR Pass?
Terima kasih, Kak :)
Untuk pemesanan airbnb mirip-mirip kok dengan Agoda atau Booking.com. Aku agak lupa detailnya seperti apa. Untuk Shinkansen bisa pakai JR Pass :)
DeleteKak, mau tanya donk beli tiket shinkansen-nya dimana? Aku cari di Jkt kayaknya ga ada yg jual. Makasihh
ReplyDeleteHi Annisa, kalau tiket kereta aku kurang tau beli dimana. Kalau pakai JR Pass gak perlu beli tiket shinkansen lagi :)
DeleteSetujuuu soal kopi kalengan di Jepang enak-enak dan nggak manis. Udah coba Yonemoto Coffee, kak Alo? Itu enakkk juga (:
ReplyDeletekak Andra makasih banyak karena udah sharing pengalaman liburannya dengan detail seperti inii. Aku dan keluarga mau trip ke Jepang jadi ada gambaran disana kyk gimananyaa :)
ReplyDeleteKak Andraa makasih banyak karena sudah sharing dengan detail tentang liburannya. Aku jadi punya gambaran untuk trip di Jepang nantii. Keep posting, Kak :)
ReplyDeleteHai Alo.
ReplyDeleteWah pas banget ini aku akhir bulan pun rencana ke Jepang 10hari, dan kebetulan dapet airbnb nya di Ebisu juga. Worth to try berarti keliling Ebisunya, karena aku punya spare 1 hari terakhir buat jalan2 tidak ambisius hahaha.. lainnya lumayan padat jadwalnya XD
Btw ngelihat Aura di IG ceria banget ternyata malah sempet KO ya awalnya. thank you for sharing!
halo mba andra saya juga rencana ke jepang bawa bayi 10 bulan bersama kaka saya dengan anaknya 1 thn 10 bulan, info2 katanya kereta di jepang itu penuh banget apalagi jalur yamanote line. ada tips ga mba gmn caranya bisa survive naik kereta bawa bayi? apakah aman dengan naik kereta?
ReplyDeleteHi Mbak Fitri, iya penuh banget. Kalau aku selalu menghindari peak hour (jam pulang/pergi kerja) supaya lebih nyaman. Lalu biasanya Aura aku gendong atau di strller pas di kereta. Oh ya, sekarang banyak gerbong khusus wanita atau ada 'priority seat' untuk yang pakai kursi roda, orang tua, stroller, ibu hamil. Jadi lebih nyaman :)
DeleteMbak Andra...selama di Jepang, untuk bayar makan dan belanja ini itu lebih nyaman pakai kartu atau bawa cash JPY banyak2 aja ya dr Indo? Hehe..makasih Mbak :))
DeleteAku bawa cash mbak untuk makan, beli tiket masuk, kalau shopping di mall/toko yang besar baru bayar pakai kartu. Nah kemarin aku ambil cash di 711 di Jepang karena kursnya lebih bagus dibanding tukar uang di Indonesia. Soalnya pas tukar di Jakarta harganya lagi tinggi banget karena lagi banyak demand. ATMnya dimana-mana kok :D
Deletega sabar nunggu kisah selanjutnya!!!! >.<
ReplyDeletehi alo...aku mau tanya 10 hari di jepang soal perpopokan aura bagaimana ya?
ReplyDeletebawa dari indo atau beli di sana aja?
kalau beli disana boleh di share mungkin tokonya? many thanks.
Kebetulan aku bawa dari Jakarta, tapi kalau ke shopping mall/department store/supermarket lengkap kok popok2 gitu. Memang lebih aman bawa dari Indonesia aja sih, ngirit waktu juga supaya gak usah cari-cari popok disana. Aku pakai formula 1 hari 3-4 popok, jadi pas pergi 10 hari aku bawa kurang lebih 40 popok :)
DeleteMbak Andra ditunggu lanjutan yang di Osaka ya. Buat tambahan referesi kalo mau ke Jepang soalnya sebentar lagi kesana hihi. Btw, I'm Aura's biggest fan :)
ReplyDeleteauraaaa >,< mukanya udah ceria lagi yaa, dan itu tidur di keretanya :)) saking nyamannya kali ya.
ReplyDeleteKemarin ngga mampirin ebisu sama sekali, padahal masih sejalur sama yamanote line, dan emang kalau sama anak kecil lebih enak yang sepi ya nginapnya
Hi andra.. apa daerah shinsaibashi, namba, dotonburi itu berdekatan? Tetap harus naik kereta or bus kah?
ReplyDeleteHello, deketan kok. Bisa ditempuh dengan jalan kaki kalau memang mau santai-santai :) Bloknya kayak sederetan gitu, kalau jalan kaki mungkin sekitar 20-30 menit tapi gak kerasa karena sambil liat toko-toko yang lucu dan aneh-aneh :D
Delete