CASA MAITREYA UPDATED

Sudah hampir 6 bulan menghuni rumah baru, akhirnya pelan-pelan rumah kami mulai terisi dan terasa lebih hangat. Walaupun masih banyak ruangan yang kosong, saya dan suami cukup senang karena rumah terasa lebih luas.

Sudah lama saya ingin berbagi cerita sedikit tentang Casa Maitreya, begitu kami menamakan rumah kami.

Saya selalu menunda-nunda karena masih malu dengan keadaan rumah yang berantakan (dan memang masih berantakan banget hahaha), beberapa barang juga belum tersimpan di tempat yang seharusnya. Maklum saja, mengisi rumah dengan tiga lantai bukan sesuatu yang mudah untuk kami.

Read more: First Look of Casa Maitreya

RUANG KELUARGA
Ruangan yang paling pertama menjadi fokus perhatian begitu kami pindah ke Casa Maitreya. Alasannya karena ruang keluarga merupakan pusat segala kegiatan untuk bersantai, bermain, bekerja, berdiskusi, bahkan tempat kami menerima tamu. Ruang tengah terasa lebih hangat dan hidup dibandingkan ruangan-ruangan lainnya, karena memang kami banyak menghabiskan waktu disini. Sisi-sisi tembok sengaja masih belum diisi karena kami menunggu saat yang tepat untuk menghiasnya.

KAMAR TIDUR
Belum satu bulan kami memiliki lemari pakaian, karena kami memang menabung untuk membuat lemari dengan ukuran cukup besar. Kami sengaja menghabiskan ruangan khusus untuk lemari pakaian, agar tempat penyimpanan di rumah jadi lebih banyak. Apalagi koper, selimut, bantal dan lainnya sangat memakan banyak ruang penyimpanan.

Untuk kamar tidur sendiri, kami belum memiliki bed side table, credenza, lemari buku, dll karena kami sudah nyaman dengan ruangan yang kosong. Sebelum menghuni Casa Maitreya  saya terobsesi memiliki ruangan tidur yang tenang, damai, less distraction. Sehingga kami memutuskan untuk tidak menaruh TV atau pun komputer di kamar, dan peraturan kami adalah tidak membawa-bawa pekerjaan ke dalam kamar. Kamar tidur adalah tempat beristirahat, bukan beraktifitas.

Sejak menerapkan aturan ini, saya dan suami tentunya lebih mudah tidur karena tidak harus berhadapan dengan tumpukan dokumen atau teringat akan deadline saat hendak beristirahat.

***

RUANG KERJA
Peraturan yang saya ceritakan di atas tentu ada alasannya. Selama empat tahun menikah, saya dan suami hampir selalu bekerja di rumah. Tapi karena dari segi finansial kami yang dulu masih terbatas, kami tidak memiliki ruang kerja di rumah maupun kantor. Kami bekerja dimana-mana, mulai tempat tidur, sofa, meja makan, hingga teras. Tapi ternyata barang berceceran dimana-mana! Hahaha!

Akhirnya kami bersikeras untuk membuat ruang kerja atau kantor di rumah, supaya bisa fokus dan lebih disiplin. Cita-cita kami kesampaian juga! ruang tidur tamu yang terletak di lantai dua, kami manfaatkan menjadi home office. Di dalamnya juga tersedia kamar mandi, lengkap dengan shower.

Salah satu motivasi kami untuk beverja, mengumpulkan figur-figur Star Wars.

Letak office hanya bersebelahan dengan ruang tamu dan living room, sehingga kapan saja kami bisa memantau kegiatan Aura Suri di rumah. Inspirasi untuk mendekor home office datang dari Pinterest. Kami memilih furniture serba putih agar ruangan lebih terkesan light and easy, tumbuhan juga kami taruh sebagai dekorasi.

Alhasil, Abenk yang lebih banyak bekerja di home office merasakan dampak positif bagi produktifitasnya. Sedangkan saya karena masih selalu dipanjatin Aura Suri, hanya bisa bekerja di kantor saat pagi hari. Sisanya saya nyambi-nyambi sambil liatin Aura main atau makan.

***

RUANG MAKAN
Salah satu spot favorit saya di rumah adalah ruang makan. Perlu waktu 5 bulan untuk mengisi ruang makan agar terkesan lebih homey, karena kami tidak ingin terburu-buru. Di bagian tembok kosong, kami isi dengan credenza dan cermin hibahan dari kakak ipar saya. Meja makan kami pesan khusus dari tukang langganan saya yang memang spesialis gaya Scandinavian. Kami memadukan kursi makan dengan 3 jenis kursi agar terkesan santai.

Favorit kami adalah kursi ‘bakso’ yang terinspirasi dari kursi di warung pinggir jalan, lalu kursi dari Nagarey yang melengkapi ruang makan kami. Di tembok sebelah kanan saya memajang salah satu karya suami saya sebelum saya melahirkan Aura Suri. Warna hijau kami pilih agar melengkapi kehangatan di ruang makan. Sayangnya karena ruang makan kami terletak di lantai satu, jadi cahaya matahari tidak banyak masuk ke dalam ruangan. Tapi kami memiliki taman belakang yang asri.

***

KAMAR TIDUR AURA
Sebenarnya saya baru membereskan kamar Aura Suri 1,5 bulan yang lalu, itu juga karena kepepet karena keponakan saya menginap selama seminggu hahaha. House bed frame memang sangat kekinian, tapi saya tetap ingin memilikinya untuk kamar Aura Suri. Walaupun Aura Suri belum terlalu mengerti, tapi saya senang sekali karena bisa memfasilitasi dengan sesuatu yang menarik dan mungkin bisa membantu kreativitasnya. Kamarnya masih kosong sekali sekarang ini, karena memang belum sempat didekor yang lucu-lucu.

***

GARASI
Memiliki home office sudah kesampaian, tapi studio untuk workshop Abenk? Wah kami ingin sekali punya workshop untuk Abenk melukis. Saat ini kami memanfaatkan garasi untuk tempat Abenk melukis, karena ruangannya yang cukup besar untuk melukis dan menyimpan barang-barang Abenk.

Sekian cerita dari Casa Maitreya  nanti akan saya update lagi jika furniturnya sudah pada nambah ya hihihi. Kalau kata House Tweaking, home doesn’t happen overnight. Butuh waktu untuk mengisi rumah sampai terasa homey sekali. Semoga terjawab ya rasa penasarannya teman-teman :) Thanks for reading!