MY DYSON STORY

 photo DSCF7283_zpszn2seogm.jpg
Setiap akhir pekan, saya dan suami punya habit yang – sebenarnya sih – kita gak ‘janjian’ untuk punya habit ini sebelum kami menikah! Yaitu bersih-bersih dan beberes rumah. Biasanya kalau weekdays kan sibuk, jadi weekend adalah waktu yang pas untuk quality time sambil beres-beres rumah. Saat mengandung Aura Suri, saya mulai lebih aware dengan masalah bersih-bersih rumah.

Saya baru sadar kalau saya dan suami punya alergi debu, biasanya kami sering bersin-bersin tapi terkadang bisa juga sampai mengganggu sistem pernafasan kami.

Di saat yang bersamaan saya baru sadar kalau bebersih rumah tuh nggak cuma nyapu, ngepel dan lap-lap aja. Banyak tempat-tempat yang nggak terjamah oleh sapu dan pel, jadi butuh alat khusus seperti penyedot debu atau vacuum cleaner. Teman saya, Lizzie Parra, saat itu lagi keranjingan nyedot-nyedot debu di rumah barunya dengan vacuum cleaner murah meriah yang ia beli di pusat pembelanjaan khusus barang elektronik. Saya sampai lupa mereknya, harganya sekitar 300ribu rupiah.

Saya pun ikutan beli. Sahabat saya, Anya, juga ikutan beli!

Setelah memakai vacuum cleaner tersebut sekitar 1-2 bulan, saya BARU sadar lagi. Vacuum yang kecil ini ternyata nggak segitu ‘ngangkat’nya. Kurang nampol. Jadi saya sempat mencoba servis bebersih ke rumah, alatnya sendiri harganya sekitar IDR 30.000.000,-. Sekali memanggil jasa tersebut sekitar 500 ribu hingga satu juta rupiah (tergantung apa saja yang mau dibersihkan), yang kalau saya pikir-pikir sih mendingan beli alatnya aja (yang harganya tentu lebih terjangkau) walaupun harus merogoh kantong lebih. Toh bisa nyicil dan memang diperlukan juga, apalagi sekarang saya punya bayi.

Nggak lama, saya ditawarkan untuk menjadi Super Key Opinion Leader sebuah merek teknologi asal Inggris, Dyson. Bahkan nggak sempet mikir-mikir, saya langsung mengiyakan tawaran ini. Sebelumnya saya juga meminta untuk mencoba langsung kecanggihan teknologi Dyson di Best Denki, Grand Indonesia.

Hasilnya? CANGGIH. SADIS. KEREN.

Saya sempat geleng-geleng kepala begitu mendengar salah satu dari representative Dyson yang sedang menjelaskan spesifikasi produk-produknya.

Butiran sereal dan rambut pun bisa ke angkat. Udah gitu ya, alatnya bentuknya stylish banget. Semacam light saber warna pink. Pas pertama kali coba langsung berasa keren seperti Jedi di film Star Wars.

Beberapa pemilik mesin Dyson DC62 ini juga mengaku sempat ‘halu’ sok-sok ber-light saber saat bersih-bersih rumah. Cord-free, artinya nggak ada kabel panjang-dan-rempong kalau lagi mau bebersih rumah. Lalu ada dock khusus untuk menaruh brush-brush lainnya dan untuk charging.

DC62 sendiri perlu di charge selama sekitar 4 jam dan bisa digunakan selama 20 menit. Sebagian orang bilang, “Hah? 20 menit mah bentar amat.”

Sejujurnya nggak loh, sejak saya pakai DC62 rutinitas bersih-bersih rumah justru hanya memakan waktu 10-15 menit saja. Saya nggak perlu menyapu dan mengepel lagi, cukup vakum aja.

Kehebatan alatnya juga lumayan ‘gila’. Mesinnya sendiri lebih kencang dari mesin Formula 1, jadi yaaa bayangin aja sekencang apa hehe.

Selain itu saya juga amazed dengan bladeless fan dari Dyson, yang kata orang-orang adalah kipas angin dari masa depan. Nggak ada kipas dan baling-baling seperti kipas angin biasa, lalu aman sekali apalagi jika kita memiliki anak kecil di rumah.

***

 photo DSCF7259_zps0u54ugj2.jpg
 photo DSCF7264_zpswivpcz08.jpg
 photo DSCF7263_zpsz3bfclpa.jpg

Kenapa kita memerlukan vacuum cleaner?
Karena membersihkan rumah dengan menyapu dan mengepel saja nggak cukup. Menyapu dan mengepel itu hanya memindahkan debu-debu yang sudah ada, ke tempat-tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Dengan menyapu, debu malah berterbangan ke segala arah dan akhirnya malah dihirup oleh kita. Mengepel juga seperti itu, hanya mendorong dan memindahkan ke sela-sela lantai dan akhirnya malah numpuk. Belum lagi kalau ngomongin tungau debu rumah atau dust mites, yang hinggap di bawah matras/karpet/kasur kita. Tungau debu rumah ini makanannya adalah sel-sel kulit mati dari manusia, ya bayangin aja kalau kasur nggak pernah di vakum – mereka pasti tiap hari lagi party-party di bawah sana.

Walaupun sebenarnya tungah debu rumah secara tidak langsung tidak menimbulkan penyakit yang serius atau berat, tapi lebih ke gatal-gatal dan alergi. Kalau polusi udara sendiri bisa menimbulkan gangguan pernafasan dan dalam jangka panjang bisa jadi gangguan yang serius.

Jadi dengan bebersih menggunakan vacuum cleaner, debu, polusi udara dan partikel-partikel yang jahat terangkat dan terbuang dengan aman.

***

Dua minggu lalu saya ikut berpartisipasi menjadi salah satu bagian dari cleaning workshop sekaligus Grand Launching Dyson di Pacific Place, berikut foto-fotonya..

 photo DSCF7260_zpsykhpa4jz.jpg photo DSCF7273_zpsgmgpu61k.jpg photo DSCF7285_zpsdcpyamae.jpg photo DSCF7268_zpscymxthc1.jpg photo DSCF7276_zpslvwwvpaf.jpg photo DSCF7301_zps7ks7r8d7.jpg photo DSCF7325_zpsmacnurja.jpg photo DSCF7315_zpstucfm3tn.jpg

Dyson resmi membuka toko keduanya di Pacific Place, Jakarta, pada bulan Januari ini. Di tokonya kita bisa experience langsung bagaimana cara kerja dan kehebatan teknologi Dyson. Saya sendiri bangga sekali bisa menjadi salah satu orang yang pertama kali mencoba teknologi Dyson di Indonesia sekaligus menjadi Super KOL-nya. Thanks Dyson & Metrox Group! *this is not a sponsored post*

 photo x-andra4_zps7f1083c1.jpg

9 comments :

  1. Ka alo, aku juga alergi debu dari kecil dan aku juga beli vacuum cleaner yg murah meriah hehe. Tapi liat produk ini jadi mau nabung, semoga nanti bisa beli produk dyson juga. Makasih buat infonya ka...

    ReplyDelete
  2. Jadi kepikiran buat beli vacuum abis baca tulisan kak Alo. Thanks sharingnya ya kak. Selama ini aku pikir, nyapu sama ngepel itu udah cukup :)

    ReplyDelete
  3. wahh keren banget bentuknya, itu aku kira ada foto lagi selfie bareng . ternyata lagi nyoba vacum ya kak ?

    ReplyDelete
  4. wah bagus banget vacum cleanernya kak :) mampir ke blog aku juga ya kak http://ratuaulia13.blogspot.co.id/2016/02/solid-solidaritas-indutri-gunadarma.html

    ReplyDelete
  5. Selama ini mikir kalo pake Vacuum Cleaner takut listriknya mahal. Kalau yang ini di charge ya? Lebih hemat dong. Jadi penasaran berapa harganya? :)

    ReplyDelete
  6. saya juga pakai dyson, tapi dyson di jepang juga menyediakan semacam penyedot untuk kasur dan selimut karena sebagian besar tipe kasur di jepang diletakkan di bawah lantai dan selimut2nya tebal waktu musim dingin, penyedot itu mirip dengan sikat2 tambahannya yang bisa dibongkar pasang dengan mudah , juga ada semacam sikat untuk menyedot debu di atas meja, keyboard komputer , atau rak-rak lemari buku, semoga di indonesia ada juga karena itu praktis banget

    tapi memang dyson listriknya lumayan dan sebenarnya tipe yang berkabel lebih kencang daya sedotnya

    ReplyDelete
  7. Enak sekali membaca kata2 disini

    ReplyDelete
  8. Selamat pagi mbak, mau tanya apakah bisa pesan suku cadang vacuum cleaner merk dyson khususnya untuk head atau kepala penyedotnya seri DC57. Kalau bisa tolong informasikan harga dan kemana saya harus pesan dan kirim ke alamat email saya napoleontogu@gmail.com. Terima kasih.

    ReplyDelete