
Me-time selalu menjadi isu hangat untuk setiap ibu baru. Dari segala kesibukan dan kehebohan mengurus bayi yang baru lahir, new moms pasti kesulitan untuk mendapatkan me-time. Bahkan waktu untuk mandi saja terkadang hanya 2 menit, jauh berbeda sekali dengan masa saya waktu belum menikah yang bisa menghabiskan waktu di kamar mandi sekitar 20-30 menit – mulai dari membersihkan wajah, mandi hingga memakai skincare agar kulit wajah tetap terawat. Mungkin waktu me-time bukan sesuatu yang menjadi isu kalau saya memakai nanny atau selalu menitipkan Aura kepada orang tua saya. Tapi komitmen saya dan suami yang ingin mengurus dan membesarkan Aura berdua saja, membuat waktu dan prioritas kami bergeser. Sesekali kami meminta salah satu dari orang tua kami menjaga Aura, itu juga kalau urgent banget. Selama kami bisa membawa Aura pergi kemanapun kami pergi, baik itu bekerja, meeting atau saat ke pasar, kami pasti akan membawa Aura.
Menjadi orang tua tidak sehoror yang saya bayangkan. Atau lebih tepatnya seperti yang semua orang bilang. Selamat begadang ya. Lo puas-puasin deh tidur pas lagi hamil. Nanti lo gak bisa ini itu ini itu bla bla bla..
Begadang? Jelas lebih begadang waktu saya masih kuliah Desain Komunikasi Visual yang tugasnya seabrek itu. Capek? Jelas masih lebih capek waktu saya setiap weekend harus motret kawinan dari jam 3 pagi hingga 10 malam.

Believe it or not, Aura sudah tidur secara teratur saat ia berusia 6 minggu. Gak hanya itu, Aura tidak pernah membangunkan saya dengan cara menjerit atau menangis – jadi biasanya saya dan suami terbangun karena Aura mengeluarkan suara-suara saat ia stretching. Sebelum ia menangis, kami sudah mengangkatnya dari tempat tidurnya, mengganti popok dan menawarkan Aura untuk menyusu. Tidak lama, ia pasti tertidur lagi.
Saya sangat bersyukur karena sudah melewati berbagai macam hal yang membuat saya dan suami berkorban banyak demi mendapatkan Aura. Mengorbankan waktu, tenaga dan prioritas saat kami mantap menjalani program bayi tabung. Dan ternyata saya cukup siap menjadi seorang ibu dan orang tua, walaupun tidak dapat dipungkiri ada waktu-waktu dimana saya sempat baby blues karena terlalu lelah dan Aura cranky semalaman. Saya merasa baby blues itu normal. Justru kalau saya mengelak dibilang mengalami baby blues, itu sih sama aja seperti membohongi diri sendiri.
***
Pagi ini ketika saya terbangun, saya diselimuti dengan rasa damai dan tenang. Suami sudah bangun sejak subuh dan berada di ruang kerjanya untuk menyelesaikan thesisnya. Begitu bangun saya langsung memandikan Aura. Aura sempat menangis ketika dipakaikan baju, lalu saya mengambil baby sling untuk menenangkan Aura dan mengajaknya ke teras depan rumah untuk melihat pepohonan dan merasakan udara segar di pagi hari.
Biasanya kalau Aura cranky tanpa sebab, saya pasti langsung mengajaknya melihat pepohonan sambil menggendongnya. Kalau kami sedang beruntung, kami bisa menonton bajing-bajing liar yang sedang menyebrang melewati kabel-kabel listrik di depan rumah.
Sepuluh menit kemudian, saya masuk ke ruang makan. Ada bubur ayam langganan Papa sudah tersedia di atas meja. Masih hangat, pasti baru saja dibeli oleh si Mbak, pikir saya. Saya makan sambil menggendong Aura dalam baby sling.
“Happiness can only be achieved by looking inward & learning to enjoy whatever life has and this requires transforming greed into gratitude.”
― John Chrysostom

Ntah bagaimana, hari ini terasa mewah karena Aura sudah tertidur lagi pada pukul 9 pagi. P-U-L-A-S. Saya langsung bergegas ke dapur, memotong Banoffie Pie yang baru saja semalam saya terima dan menyeduh herbal tea dari Mother’s Milk. Sebelum menyantap Banoffie Pie, saya mengambil laptop untuk menulis tentang perasaan saya pagi ini. Saya duduk di rocking chair di pojok kamar saya, sambil menyuap santapan manis dan menikmati kedamaian pagi ini.
Berkali-kali saya tersenyum sambil mengetik tulisan ini.. Sesekali memejamkan mata sambil mengucap mantra-mantra yang biasa saya ucapkan di dalam hati..
Inner peace.. Inner peace..
Saya merasa damai. Saya merasa bahagia. Saya penuh syukur.
I love myself.. I love myself..
Ketika saya membuka mata, rasanya saya seperti terlahir kembali. Beban-beban di pundak pun terasa lebih ringan. Pikiran saya bertambah rileks, saya merasakan optimisme dan kedamaian di sekitar saya. Saya merasa lebih siap untuk beraktifitas, menyebarkan inspirasi dan berkarya.
It’s all in my head.. It’s all in my mind..
Inner peace..
Inner peace comes from within you..
x
I can sense your smile from here <3
ReplyDeleteAndra, saya suka sekali dengan gaya bercerita kamu di blog post ini. Saya jadi bisa membayangkan dan merasakan damai pagi harinya. Saya setuju dengan apa yg kamu tulis. Semua itu datangnya dari kita, dari pikiran kita ;)
ReplyDeletesalam kenal kak andra, saya selalu membaca apapun yang kak andra tulis di blog ini , dan bagi saya kak adalah sosok yg sangat menginspirasi ,termasuk tulisan kali ini,saya ikut merasakan ketenangan,rasa damai pada saat membacanya. terimakasih karena sudah banyak memberikan inspirasi :)
ReplyDeleteKak Alo...
ReplyDeleteSenang sekali membaca tulisan ini di pagi hari ini
hari senin pagi yang malas menjadi lebih hidup sekali..
Terima kasih kak alo ..
Semua cerita kak alo mendapatkan aura sangat menguatkan.....
Like it very very much :)
ReplyDeleteSeriously, it gives me this positivity while reading this Kak. Inner peace.. Thanks..
ReplyDeletepas banget lagi cari motivasi dan yang terbersit alodita.com, coba buka dan voilaaa pas banget..
ReplyDeleteYou're such an inspiring woman kak...
Terimakasih udah memberi positive vibes hampir di setiap pos :) Bacanya aja udah bikin bahagia..
ReplyDeletemakasih ya mbak sudah sharing
ReplyDeleteAndra, Selalu suka dengan aura positifmu :)
ReplyDeletepantesan makin syantiiiik :)
Baca postingan ini rasanya jadi damai :) Setelah berjuang promil juga, dan sekarang sedang hamil 7 bulan, tetep masih belum kebayang "Sanggup gak ya nanti aku jadi ibu yang baik? Sanggup gak aku merawat anak hanya berdua dengan suami?"
ReplyDeleteThanks for inspiring me, Andra! Pasti bisa yaaaa, inner peace!
thank you for sharing your inner peace.
ReplyDelete