
Lately, saya banyak tersenyum, tertawa dan wajah saya terlihat berseri-seri sekali. Beberapa orang malah bilang semakin hari saya makin berseri-seri dibandingkan sebelum hamil dulu. Saya juga merasa begitu. Alasannya simpel.
Saya menertawakan diri saya sendiri.
Saya menertawakan perubahan fisik saya.
Saya menertawakan cobaan-cobaan yang berusaha menyentil saya.
Kenapa?
Saya merasa akhir-akhir ini ada saja cobaan yang mau menguji mental saya, eh, malah akhirnya cobaan tersebut terpental mentah-mentah karena saya pakai jurus ngetawain diri sendiri. Di minggu-minggu terakhir kehamilan, memang banyak sekali ujian untuk calon ibu – mulai dari fisik hingga psikis. Kaki yang membengkak 2x lipat, badan yang sakit-sakit, merasa sesak saat mau tidur hingga kekhawatiran akan proses persalinan nanti.
Di kehamilan 33 minggu, saya dan suami dapat kejutan lagi dari hasil USG dengan obgyn saya, Dr. Handi Suryana, SpOG. Bayi kami posisinya sudah sungsang selama 6 minggu terakhir, kali ini ‘ditambah’ dengan kelilit tali pusat sebanyak dua kali.
Dengan tenang saya tanya ke obgyn saya, “Bahaya gak, dok?”
“Ngga bahaya, banyak kasus seperti ini kok.”
Lalu Dr. Handi menjelaskan panjang lebar tentang kasus lilitan tali pusat pada bayi dalam kandungan (yang ternyata sama sekali ngga perlu dikhawatirkan), tapi saya dan suami harus siaga jika terjadi kontraksi terus menerus, keluar flek dan sebagainya. Dr. Handi juga menyarankan agar saya disuntik untuk pematangan paru-paru bayi selama 3 hari berturut-turut, jaga-jaga kalau bayinya harus dikeluarkan sebelum waktunya lahir. Ntah kenapa saat saya mendengar penjelasan dokter, saya malah senyum-senyum aja. Saya juga salut dengan Dr. Handi yang selalu menjelaskan secara tenang dan detail soal apa yang sedang saya alami.
“Ya udah, kamu ngga usah nungging-nungging lagi. Percuma soalnya bayinya kelilit dua kali. Jadi mungkin dia udah susah untuk muter ke posisi normal.”
Selama 6 minggu terakhir, kami sudah berusaha sebisa mungkin untuk membuat bayi kami ke posisi normal, mulai dari mengajak ngobrol, berdoa, berenang, mendengarkan musik, hipnosis, posisi sujud 5x sehari, senam dengan birth ball, apa pun sudah kami coba. Tapi semakin kesini kami semakin percaya bahwa bayi kami memilih ‘jalan’nya sendiri.
Awalnya saya pengen banget bisa melahirkan secara natural dan normal, tapi Dr. Handi dari awal sudah mengingatkan bahwa jarang sekali pasien yang menjalani program In-Vitro Fertilization (IVF) menjalani persalinan normal (walaupun beliau pro dengan persalinan normal), karena dengan melakukan persalinan normal maka resiko ditanggung ibu dan bayi. Sedangkan jika melakukan c-section maka hanya ibu yang menanggung resiko. Walaupun selama hamil saya memperkaya diri dengan ikut kelas hypnobirthing dan belajar tentang gentle birth, saya lebih yakin dengan Dr. Handi karena beliau sudah lebih berpengalaman. Saya juga bercerita bahwa saya punya Unborn Heart Fetal Doppler untuk mengecek detak jantung janin melalui smartphone, dan dokter memberi instruksi kapan saya harus siaga dengan detak jantung janin.
Seminggu kemudian, saya mengikuti kelas hypnobirthing dengan Ibu Lanny Kuswandi. Setelah bercerita panjang lebar, memang intinya proses persalinan itu yang memutuskan adalah Tuhan dan bayi dalam kandungan saya. Manusia hanya bisa berencana aja kan :)
Yang paling penting sekarang saya rileks dan nyaman dengan pilihan saya nanti, yaitu persalinan c-section. Saya juga memilih untuk membuka jahitan lama yaitu secara vertikal, seperti c-section jaman dulu hehe. Ibu Lanny juga sempat bilang bahwa dengan semua proses yang pernah saya dan suami jalani, hal-hal seperti ini tidak akan mengganggu psikologis kami, karena kami sudah diuji berkali-kali dan mungkin kalau ada tes uji kesabaran, kami sudah pasti lulus menurut beliau. Hihihi.
Read more: Why It's Incredibly Important To Learn To Laugh At Yourself
Saya ngga terlalu khawatir karena sering dapat surprise dalam setahun terakhir, berikut saya recap lagi:
- Saat pertama kali bertemu Dr. Devindran Muniandy di Loh Guan Lye Specialist Centre (Penang, Malaysia), beliau mengatakan bahwa saya hanya punya kesempatan sebanyak 5% untuk hamil secara natural dan menyarankan agar saya merelakan satu-satunya tuba falopi saya untuk dibuang. Satu-satunya jalan agar saya hamil adalah program bayi tabung. Saya sewaktu itu cukup shock karena di umur 27 tahun sudah harus program bayi tabung. Tapi setelah saya pikir-pikir, IVF treatment itu bukan hukuman mati kok.
- Setelah bertekad untuk operasi laparoscopy untuk mengeluarkan satu-satunya tuba falopi saya yang terinfeksi, pada H-1 Dr. Devindran mengatakan dengan kondisi perlengketan seperti ini akan sulit melakukan laparoscopy. Dokter berjaga-jaga untuk melakukan laparotomy, yang itu membuka bagian abdomen (perut) secara vertikal. Ketika sadar dari obat anastesi, saya merasa tidak bisa bergerak sama sekali. Mental saya waktu itu tidak siap dengan efek operasi laparotomy, yang ‘katanya’ sih, operasi tersakit jika dibandingkan operasi lainnya. Plus selama operasi saya mengalami pendarahan. Saya baru bisa duduk dan berdiri setelah 3 hari paska operasi, dan pulih total setelah 3 minggu.
- Sebelum IVF treatment dimulai, lagi-lagi saya dapat surprise. Dr. Devindran menyarankan saya untuk operasi kecil lagi untuk mengeluarkan sisa-sisa pendarahan paska operasi laparotomy yang bisa mengagalkan IVF treatment yang akan saya jalani. Operasi hanya berjalan sekitar 15 menit dan saya langsung diperbolehkan pulang ke homestay.
- Sebelum Ovum Pick-up, Dr. Devindran sempat bilang bahwa jumlah telur-telur saya kemungkinan tidak akan sampai 10 buah karena kondisi rahim saya. Saya ngga berkecil hati tapi saya terus berdoa dan tetap mengkonsumsi protein. Saat OPU, saya berhasil menghasilkan 13 telur untuk dibuahi.
- Setiap dokter, bidan dan suster yang melihat bekas operasi laparotomy saya pasti bilang bahwa bekas jahitannya menandakan saya pernah melakukan operasi besar dan sakit sekali. Dari situ saya langsung berpikir bahwa saya pasti bisa menjalani operasi c-section tanpa rasa sakit yang berlebihan.
- Perihal biaya operasi laparotomy dan IVT treatment yang sudah kami jalani, tabungan kami berdua sebetulnya tidak mencukupi. Apalagi saat itu suami saya baru saja keluar dari band lamanya. Tapi kami berdua percaya bahwa dengan berjuang, berusaha, punya niat baik dan tulus untuk memiliki buah hati sebagai ibadah, Tuhan pasti akan membantu kami. Sedikit demi sedikit kami mengumpulkan rejeki (dan akhirnya berhasil!), dan biaya laparotomy saya ditanggung asuransi sebanyak hampir 90%.
![]() |
Image courtesy of chibird.com |
Akhir dari cerita ini, saya semakin yakin dengan tubuh dan pikiran saya sendiri saat menjalani persalinan c-section nanti. Hari-hari saya dijalani oleh candaan dan tawaan akan perubahan fisik saya, mulai dari payudara yang membesar, betis seperti talas bogor, jari-jari kaki yang terlihat seperti jempol semua hingga betapa lucunya ketika saya selalu sulit bangun dari tempat tidur. Seperti dugong yang sedang hamil hehe.
“If you do not know how to laugh at yourself, you do not know how to live life.” – Destiny Feher
Saya rasa tidak ada yang perlu saya keluhkan tentang masa-masa kehamilan atau terlalu khawatir tentang masa yang akan datang, saya yakin semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa dan semua pasti akan indah pada waktunya.

tetep cantik ko mba meskipun lagi hamil :)
ReplyDeletesemoga diberi kesehatan terus
soo inspiring me :D
ReplyDeletethengs gorgeous
ah sweet!
ReplyDeletesemangat Alo, semoga segalanya dilancarkan :)
Kak Andra kuat banget sih :))
ReplyDelete"...udah pasti lulus", aku terinspirasi banget sama cerita Kak Andra diatas.
Happy selalu ya Kak :))
I can't wait to read your story.
*Hugs*
Meski kaki bengkak dll tapi terlihat cantiik & bahagia :) semoga proses kelahirannya lancar & dimudahkan, c-section ngga sakit kok, apalagi setelah lihat bayinya... hilang semua deh sakit2 itu hihihi
ReplyDeleteaaaah chibird emg okeeee...btw terlepas kondisi si jabang bayi di dalam perut skrg dan apapun persalinan nanti. Disini pastinya selalu mendoakan unt kesehatan mommy dan baby, aamiin
ReplyDeletebtw makin cantik kak :)
Semangat Andra, semoga semuanya lancar2 aja ya
ReplyDeletesemoga lancar dan sehat semuanya ya mba aamiin...
ReplyDeletesending prayer for you, abenk, and your lil ones, ndra! :)
ReplyDeleteand yup! laughing is the best medicine .. keep on smiling and keep on shining!!! :)
Kak Alooo...
ReplyDeleteyaampun aku bacanya merinding dan ikut happy juga sama semangat positifnya kak Alo..
Semoga persalinannya lancar dan sehat selalu untuk baby & kak Alonya..
Thanks for inspiring us, your reader...
Teh Alo, terimakasih atas insight positif yang selalu tertanam dalam tulisanmu. Semangat teh, kita semua mendoakan teteh :)
ReplyDeleteKak Alo, ikhtiar terus ya, mohon doa Yang Maha Kuasa supaya persalinan dilancarkan. Aku percaya Kak Alo kuat menghadapinya, amin.
ReplyDeletepagi pagi baca ini, seperti dapet rejeki. terima kasih, ini post yang bagus luar biasa :)
ReplyDeleteSemoga di mudahkan kak alo.. Allah tau sedang kita tidak, bisa jadi ada rencana Allah yang lain di balik ujian yang mendatangi kak alo.
ReplyDeleteWhat a powerful message!
ReplyDeleteJurus ngetawain diri sendiri emang ampuh banget, hidup rasanya jadi lebih ringan :)
Can't wait to see baby Alodita, pasti akan banyak senyum dan ketawa seperti ibunya :)
Assalamu'alaikum.. Awali hari dengan bismillah, jum'at berkah InsyaAlloh.
ReplyDeleteTetap kuat dan tersenyum ya Mbak ^^
ReplyDeletekalau aku malah gk mikirin itu.. cuma mikir kalau aku akan melahirkan seorang anak.. semuanya punya waktunya sendiri mba.. let's enjoy every minute of it.. sehat selalluuu.. dan semangatt!!
ReplyDeleteak mengalami kejadian yg mirip2 kmu gt...diumur kehamilan 28 minggu posisi bayi sungsang...uda mule nungging2 n segala macem cara deyh dilakuin biar posisi bayi ok...ampe umur kehamilan 32 minggu masi sungsang pula...hati mule g tenang...deg2an...soalnya aku tu takut bgt ma jarum...apalagi operasi...tp berusaha relax...sugesti positif setiap saat (ak jg ikut kursus hypno birthing di Bidan Lanny)..n abis itu legowo...apapun jalan yg dipilih Pihu (panggilan ak n suami untuk janin) adalah jalan yg menurut dia enak...nyaman...
ReplyDeleten somehow setelah legowo itu...no burden...dan g ada takut aja gt...woosh!!! ilang...
g peduli orang mu ngomong C-section itu bla bla bla normal itu ble ble ble...hehehhee
Alhamdulillah Pihu lahir sehat dengan C-section...sekarang 18 bulan..dan kami panggil dia Katya... ^___^
Happy pregnancy...Happy mother...Happy baby.... #cheers
ReniShima
wah baca post ini, langsung terharu. saya melahirkan anak pertama saya juga dengan c-section. Pembukaan saat itu sudah pembukaan 5, tapi si anak tidak kunjung turun ke panggul. Akhirnya saya putuskan untuk c-section (padahal dokter menyatakan masih bisa normal). Keputusan itu saya ambil karena dorongan dari hati (dan karena mulesnya yang sakit luar biasa). Hal yang saya rasakan saat membuka mata pasca operasi adalah ternyata operasi itu sakit sekali. Tapi saya bisa melalui itu semua dan ternyata anak saya terlilit tali pusar sehingga dia tidak turun2 ke panggul. Salut buat Alodita yang sudah sampai merasakan laparotomy. So, c-section insyallah pasti bisa dillalui dengan lancar. Kuncinya adalah kuat dan percaya pada insting kita sebagai ibu :)
ReplyDeleteThank you for sharing your story! Jadi makin semangat dan positif untuk menghadapi operasi nanti, thank you, thank you! x
DeleteTerharu banget bacanya nih Kak. Semoga lancar lairannya dan Kak Alo serta baby sehat. Tulisan ini pasti banyak menginspirasi wanita-wanita lain yang sedang memperjuangkan hal yang sama dan bikin mereka merasa lebih tangguh ;)
ReplyDeleteAndra adalah inspirasi. Saya yakin, semua yang terinspirasi oleh Andra pasti siap membantu Andra baik secara langsung, lewat doa atau sekedar meninggalkan komentar-komentar yg Insya Allah menguatkan Andra. Wish you and your baby all the best ;)
ReplyDeletebener kata orang tua ya, hamil itu yang terpenting si calon ibu harus bahagia, karena kalau ibunya bahagia inshaa allah anaknya juga sehat, jadi bukan karena asupan gizi aja yang buat anak sehat, tetapi perasaan ibunya juga ngaruh.
ReplyDeletedan kalau udah berpikiran positif gitu, semuanya akan berjalan baik kok ndra, mau c-section atau normal yang penting bayinya lahir dengan selamat. semangat!
Hihihi iya aku setuju, kesehatan mental itu paling penting karena akan mendukung semuanya :) thank you ya Presy!
DeleteKak Alo, semangaaaaat. Banyak2 berdoa dan berpikiran positif aja Kak. Semoga lancar sampai si baby lahir :)
ReplyDeleteBtw, aku juga kebulet usus Ibu waktu melahirkan. Alhamdulillah sehat, ibu juga sehat sampai sekarang. Dan kata almarhumah nenek, anak yang kebulet usus itu cocok pakai pakaian apa aja. Istilahnya 'mantesi'. Sama kayak Guruh Soekarnoputra di biografinya Fatmawati, beliau lahirnya juga kehalang tali usus.
Anyway, God bless you and your little fam (to be)!
Haha bahasanya ekstrem sekali spt dugong hihi
ReplyDeleteWell, itulah nikmatnya jd ibu hamil ya.. saya dulu waktu hamil besar juga menamai diri saya spt pinguin karna jalannya yg tdk bs seimbang.. hihi
Hehe soalnya kalau mau tidur susah banget, harus bolak balik dan begah terus rasanya. Persis kayak dugong. Tapi kalau jalan pincang-pincang, bener kata mba, kata pinguin! :D
DeleteSalut deh dengan tekad dan semangat hidupmu. :) Stay strong!
ReplyDeleteSemangaaatttt Mba Alo :).. salut banget sama perjuangannya Mba Alo.. aku jg lg hamil, besok tepat 35W, selisih 1W yaa dengan #babyAlodita.. terakhir USG minggu lalu, posisi kepala udah dibawah tp ternyata aku dapet kejutan jg kyk mba Alo, bayiku kelilit tali pusar 1 lilitan, kata dokter sih masih ada kemungkinan lahir normal, asalkan lilitannya gk mencekik si bayi dan detak jantungnya masih dlm batas normal.. semoga aku masih dikasih kesempatan utk lahiran normal, aamiinn.. buat Mba dan #babyalodita semoga jg sehat2 dan dilancarkan persalinannya, aamiinn
ReplyDeleteSaya bersalin 2x. Tapi bayi pertama saya meninggal dalam kandungan ketika usianya 7 bulan, tali pusatnya terpilin sehingga dia tidak mendapatkan asupan makanan/minuman/udara. Berhubung posisinya pun sungsang, plus placenta previa, dia pun harus dilahirkan dengan jalan c-section. Itu kejadian tahun 2009. Sedih pasti. Pulang dari RS tanpa membawa bayi :(
ReplyDeleteSaya baru dikaruniai bayi lagi tahun 2013, dan lahir tahun 2014. Alhamdulillah lahir dengan sehat sempurna, walaupun posisinya sama dengan almarhumah kakaknya, sungsang, dan placenta previa. Saya pun menyiapkan mental untuk menjalani c-section. Tapi berhubung mental dan fisik sudah dipersiapkan, recovery-nya pun jauh lebih cepat. Dulu saya hampir semingguan di RS, sekarang cuma 3 hari, bahkan seminggu setelah lahiran saya sudah bisa belanja sendiri ke minimarket, hihihihik...
Seneng baca tulisanmu yang positif. Semoga selalu menginspirasi dan menebarkan semangat yang positif dalam menjalani hidup. Sehat selalu buatmu dan calon baby ya :*
Kak Aloo, as always, you are so optimist, your energy boost our day too~
ReplyDeleteSemoga lancar, sehat, hingga kakak bayi lahir ya Kak ~
Ganbarimashou!
hai alo. aku udah dua kali kejadian kayak kamu. pengen banget sih normal. tapi tetep Tuhan dan bayi yg menentukan. anak pertamaku lahir dgn c-section krn ketuban sudah kering. yang kedua,udah lengkap semua sampe bukaan 10 dan mengejan ternyata anaknya ga mau keluar krn besar dan dokter takut kalau dipaksa, aku bisa pendarahan dalam. jadi ya c-section lagi. jd bener katamu, dinikmati aja. semoga sehat selalu buat kamu dan bayi ya :)
ReplyDeleteso inspiring :) Sehat2 ya Mba Alo..
ReplyDeleteAndra...bagus banget tulisannya...ijin repost di ig ya, ambil gb and quote nya...thanks for always inspire me...
ReplyDeleteKamu makin cantik & look very healthy..semoga dipermudahkan urusan kelahiran bayi pertama kamu..God bless kamu..
ReplyDeleteThank you, so inspiring, Andra :)
ReplyDeleteLove,
Anneis
nice tips.
ReplyDeleteobat asam lambung
Cirambaayy gini bacanya. Pengen nangis.. Thanks ka aLo.. đŸ˜˜
ReplyDeletehai ka alo, km kuat bgt. Salut perjuangannya, saya sampai menyuruh kaka ipar saya utk baca setiap cerita di blog kaka terutama ttg bayi tabung krn kaka ipar saya jg akan menjalani program yg sama dan kebetulan jg sma tempatnya di penang dgn kaka tp perjuangannya cukup sulit krn kaka ipar saya hrs menjalani operasi kista dl yg ada 5 di rahimnya, setelah itu menjelani operasi lg, dan bru di ketahui dia memeliki rahim ganda. Awalnya dia sempat patah semangat krn bgtu bnyk yg harus di jalani utk smpai mencapi program bayi tabung tp saya yakin stlh dia baca cerita ka alodita psti dia jd yakin dan semangat lg utk ttp positif kalau semuanya akakan berhasil. Thanks utk cerita menarik nya ka..
ReplyDeleteNangiiiiisssss đŸ˜¢ salut kak andra! We loves you
ReplyDeleteHai ka andra, baca tulisan ka andra tentang IVF benar2 salut dan terharu sama perjuangan ka andra. Aku mau tanya, apa setelah operasi usus buntu harus cek up secara keseluruhan lagi? Kebetulan setahun lalu aku operasi usus buntu dan sempat ada perlengketan karena aku menunda operasi sekitar 7 hari dan setelah operasi usus buntu setiap menstruasi selalu nyeri perut khususnya di bagian kanan di sekitar area jahitan pasca operasi. Terima kasih :)
ReplyDelete