WHAT MY DAD TAUGHT ME ABOUT MONEY

Setiap membicarakan masalah manajemen keuangan dengan sahabat-sahabat saya, saya selalu ingat satu nasihat dari ayah saya tentang uang. Tiga tahun lalu, beberapa bulan sebelum saya menikah, ayah saya memberi pesan dan nasihat soal manajemen keuangan. Ayah saya bilang, "Andra kan kerjanya gak kantoran. Paling ngga harus punya tabungan hidup selama 6 bulan loh."

"Kenapa gitu Pa?"

"Iya, supaya kita gak mikirin uang. Coba mulai nabung untuk Andra hidup selama 6 bulan, nanti kalau ada krisis atau mata uang kita (rupiah) hancur.. Kita santai-santai aja karena kita punya tabungan untuk hidup selama 6 bulan ke depan."

Oh gitu ya. Sambil mencerna maksud Ayah saya, saya terus berpikir keras. Sebelum nikah, saya gak punya tabungan. Uang yang masuk, sering habis untuk biaya transportasi atau belanja. Malah sewaktu awal karier menjadi fotografer, uang untuk bulan depan saja belum tentu ada. Untungnya saya masih tinggal dengan orang tua waktu itu, jadi gak terlalu terbebani karena urusan rumah tangga masih dibiayai oleh orang tua.

Setelah nasihat itu saya cerna dengan baik, saya buru-buru telfon calon suami (waktu itu sih masih calon) untuk mendiskusikan hal ini. Suami tentunya setuju dong, malah kami berdua gak kepikiran soal tabungan hidup. Untuk info saja, kedua orang tua saya adalah dua orang yang terkena dampak buruknya krisis moneter tahun 1998. Dan dari kecil, saya gak pernah dimanjakan oleh uang dan harta orang tua saya. Kalau mau apa-apa, harus usaha dan menabung sendiri. Karena sudah terbiasa tidak manja dari kecil, saya benar-benar menghargai apa yang saya capai dan saya dapat hingga detik ini.

Dua tahun berlalu sejak Ayah saya menasehati saya. Bulan Maret 2014, saya ditemani Ayah saya untuk general check-up di Island Hospital, Penang, Malaysia. Kami duduk berdua, sambil menunggu giliran dipanggil oleh suster. Lalu kami saling sharing soal keuangan dan saya cerita bahwa saya punya tabungan hidup berdua dengan suami sampai satu tahun - berkat nasihat Ayah saya. "Wah, bagus dong Kak. Pantes Papa lihat Andra jauh lebih dewasa, lebih wise. Orang yang gak mikirin uang itu keliatan loh dari mukanya. Bagus lah, Papa bangga." :)

 photo financialfreedom-pinterest_zps9528de72.jpg
Image from Pinterest
Cara punya tabungan untuk hidup, sebenarnya mudah sekali. Kita harus menghitung berapa pengeluaran setiap bulan, misalnya seluruh pengeluaran per bulan sekitar Rp 5.000.000,-. Paling tidak, kita punya tabungan untuk 6 bulan paling tidak sebesar Rp 30.000.000,-. Memang sulit sekali untuk menabung, tapi coba pikirkan ini sebagai investasi jangka panjang. Tabungan hidup sebaiknya dipisahkan dengan tabungan-tabungan lain, seperti untuk liburan, belanja, kesehatan, pendidikan, cicilan dll. Saya juga sering sharing tentang hal ini pada sahabat-sahabat saya, karena memang banyak sekali newlyweds yang kesulitan beradaptasi dengan manajemen keuangan.

Financial freedom bukan hanya membuat saya dan suami merasa aman, tapi juga tenang karena kami tidak perlu terlalu khawatir masalah uang. Dan kami juga percaya, kalau Tuhan gak akan pernah berhenti memberi rejeki pada kami - tentunya gak selalu berbentuk uang loh :) Tapi saya belajar untuk lebih bersyukur dan lebih pintar lagi mengelola uang.

Semoga tulisan ini menginspirasi untuk yang membaca.. Dan semoga gak lupa untuk selalu bersyukur dan bersedekah :)

Read more: Freelancers' Saving Up 101

 photo x-andra4_zps7f1083c1.jpg

34 comments :

  1. Nice sharing kak alo, ilmu baru lagi. Alafyu kak alo

    ReplyDelete
  2. Inspiring kak. Aku dari kls 1 sma juga udh bljr nabung mulai dari kumpulin uang jajan trus tiap akhir bulan ditabung. Baca blog kak alo selalu tergugah buat hidup yang lebih baik dan tertata. Thanks kak alo for sharing 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Desi, iya semakin dini semakin baik. Your welcome! :)

      Delete
  3. bener banget mbak, senyaman mungkin baju yg dipakai kalo pas hamil *merhatiin pengalaman tmn kantor hamil. btw itu lipstiknya eye-catching bgt *winkwink
    sehat2 yah ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. maap salah komen postingaaaaaaaan *maluuuuuuuuuuk

      Delete
  4. bener mba, makasi udah sharing. aku catet ya pesan ayahnya! hhehhe. sekarang aku masih mahasiswa nih jadi kerasa banget belum leluasa untuk cari uang, habis baca postingan ini jadi mulai mikirin finansial di masa depan, apalagi kalo inget inflasi >.<

    ReplyDelete
  5. Very nice and valuable information, Kak Andra. Aku setiap tahun punya resolusi untuk nabung but I ended up being an impulsive buyer kalau punya uang lebih. Postingan ini jadi ingetin aku kalau masa depan nggak cuma apa yang terjadi keesokan harinya aja, hehe. Thanks for sharing kak Andra. Oya, congrats buat kehamilannya, kak, semoga semuanya lancar dan sehat-sehat, ya. xx

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, aku juga dulu selalu begitu. Apalagi pas awal-awal baru cari uang sendiri hehehe. Sekarang sih Alhamdulillah jadi pintar nahan diri dari shopping dan teman-temannya. Thank you ya Ardelia! x

      Delete
  6. post ini menginspirasi sekali. makasih kak andra. such an eye-opener ^^ jadi tertarik ikut mengelola uang dengan lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  7. Ini bener banget ya, aku suka lupa kalo freelancer tuh resikonya lebih gede. Hidupnya nggak stabil. Baiklah! Nabung harus lebih kenceng! Bye bye camera mirrorless... dadaaah... *berlinang airmata*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamera kan termasuk barang investasi. Yuk beli Fujifilm! *racun*

      Delete
  8. thanks for this post mba. so enlightening.

    ReplyDelete
  9. Kak Aloooo thanks for your sharing. Aku selama ini selalu angot-angotan mau nabung. Padahal dah lama sadar kalau butuh tabungan gitu. Terus habis ini jadi kepikiran kalo bener juga ya soal financial planning harus dibahas brg pasangan. :D

    ReplyDelete
  10. mamanya meninggal atau ortunya cerai kak ?

    ReplyDelete
  11. bermanfaat banget artikelnya kak.
    emang harus mulai nabung dan harus dipaksain biar gak boros.

    salam kenal!

    ReplyDelete
  12. This is a good tips Mba Alo. Alhamdulillah my parents taught me how to save money when I was a kid. Untungnya pas kuliah jauh dari orang tua, kalo terima jajan telat I still manage to survive so I never for once call them to ask for it. I do have many savings for many situation but life saving ini belum punya. Baca artikel ini bikin aku langsung itung2 di kepala aku mesti save berapa buat life saving. Thank you for the inspiration Mba

    ReplyDelete
  13. thanks for the tips ka Alo :))
    mau mulai dari sekarang, mudah-mudahan belum terlambat. hehhe

    ReplyDelete
  14. Pas banget baca artikel yg ini karena bulan depan saya dikasi tanggung jawab utk mengelola keuangan selama sebulan oleh pacar saya sebagai training hehe
    Wish me luck ang thanks for the tips kak alo ;;)

    ReplyDelete
  15. Hi kak alo! Ini bener banget.. apalagi kalau dari yang awalnya kerja kantoran dan mau terjun jadi entrepreneur, harus punya tabungan dulu, karena beda banget rasanya kalo belom finacially stable saat jadi entre dibanding saat masih kerja yang pasti ada gaji.

    Lebih bagus lagi kalau ada investasi jangka panjang kaya reksadana.. tapi untuk fresh grad yang baru masuk kerja mending nabung dulu sampai tabungannya udah 3x gaji bulanan karena untuk siap siap dana darurat.

    Thank you kak for sharing.. :)

    ReplyDelete
  16. kak Alo, aku baru baca postingannya.
    Sekedar haring, dari kuliah aku udah diajarin ibuku ngatur duit sendiri selama sebulan kedepan, dan harus bikin laporan :p
    Walaupun sekarang kerja kantoran, gajinya harus tetep dibagi antara budget emergency, daily, dan tabungan buat masa depan nanti (walaupun godaannya buanyaaaakkk)

    ReplyDelete
  17. Kak alooo.. Inspiring banget banget banget... 😂

    ReplyDelete
  18. Salam kenal kak~
    tulisan tulisan kakak bagus banget.

    ReplyDelete
  19. Thank you for sharing. It gives me a lot to think about :)

    ReplyDelete
  20. Hi Mbak Alo, mau tanya maksudnya tabungan untuk 6 bulan ke depan apakah harus betul-betul berbentuk uang atau bisa berupa barang yang bisa menjadi investasi, misalnya menabung dengan membeli emas mulia? Mohon sarannya. Terima kasih. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih baik berbentuk cash, tapi kalau aset juga bisa :)

      Delete
  21. Kak alo mau tanya, untuk tabungan kesehatan kalo kak alo pake insurance gt atau gmna?
    trus insurance yg sprti apa? kan sprti kak alo berobat ke penang itu bs mengcover pengobatan d luar negeri?
    Thank you GBU

    ReplyDelete
  22. hai kak alo, mau tanya kalo tabungan kesehatan itu kak alo menggunakan insurance atau gmna?kalo ya, insurance seperti apa? kan seperti kak alo berobat di Penang, berarti hrs yg bs mengcover rumah sakit international atau gmna?
    Thank you GBU

    ReplyDelete
  23. hai kak alo, mau tanya untuk tabungan kesehatan itu berupa apa? insurance gt yah?
    Seperti kak alo berobat di penang, berarti insurance yg bs mengcover rumah sakit international?
    Kalo kak alo pake insurance apa?
    Thank you GBU

    ReplyDelete
  24. Hai kak alo, mau tanya untuk tabungan kesehatan kak alo seperti apa yah?insurance kah?yg seperti apa yah?
    Kan kak alo berobat di penang, kalo seperti itu insurancenya yg mengcover rmh sakit internasional yah berarti?
    Thank you GBu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pakai Allianz untuk asuransi kesehatan, tapi biasanya kalo berhubungan dengan infertilitas gak termasuk di dalam asuransinya (bayi tabung, operasi dan sebagainya).

      Delete
  25. kak aku juga ngalamin yang kakak bilang. aku bisnis sendiri dan sebenernya secara income oke (bahkan mungkin lebih dibanding temen2 fresh graduate yang kerja kantoran). tapi ga pernah bisa nabung. uang abis gitu aja tak terkontrol. selain nabung kak andra bikin rincian pengeluaran juga kah? karna sebagai freelancer kadang kan pengeluaran juga ga menentu setiap bulannya

    ReplyDelete
  26. kak andra, makasih tulisannya menginspirasi sekali, kalau aku boleh tau kak andra pake planner dari mana? aku lagi mikir untuk pake jasa FP juga.

    ReplyDelete