
Bisa dibilang, aku tipe yang ‘cukup’ ngebut kalau membaca buku apalagi kalau sudah niat mau membaca buku tersebut. Walaupun kadang gak rela saat selesai membaca satu buku sampai selesai, biasanya aku membaca ulang lagi sambil meresapi pelajaran-pelajaran yang aku dapat dari buku tersebut. Travel Young yang ditulis oleh Alanda Kariza adalah buku kedua yang aku selesaikan dalam bulan January ini. Walaupun buku ini berhasil aku selesaikan hanya dalam dua hari saja, this book is NOT for me..
Sedikit cerita, aku kenal Alanda kira-kira tahun 2010. Kami berdua tidak sengaja berkenalan setelah cukup lama aku stalking akun Twitter-nya. Aku banyak dengar cerita tentang Alanda dari pacarku saat itu (yang sekarang adalah suami hehe). Menurutku, Alanda termasuk ‘manusia langka’. Bayangin aja, waktu itu umurnya mungkin masih 20 tahun, tapi prestasinya banyak sekali. Dan satu hal yang bikin saya kagum adalah Alanda jago menulis dan penuh talenta.
Sejak berkenalan secara tidak sengaja dengan Alanda lewat Twitter, hubungan kami berlanjut hingga sekarang. Walaupun sudah hampir dua tahun tidak bertemu, kami selalu bertanya kabar lewat Whatsapp. Sampai akhirnya hari Kamis yang lalu, Alanda mengirim buku terbarunya ke rumahku. Karena udah lama gak ketemu, spontan aku langsung buru-buru baca bukunya dan meninggalkan buku lain yang sedang aku baca. Seperti biasa, membaca bukunya saja bisa mengobati kangen dengan segudang cerita serunya.
Di buku Travel Young ini, Alanda berbagi pengalamannya traveling ke luar negeri berikut dengan catatan-catatan kehidupannya yang menurutku – very, very inspiring. Seperempat buku ini aku sempat mikir, this book is NOT for me.. Aku sempat merasa terlalu tua untuk membaca buku ini, seharusnya yang masih SMA atau kuliah yang baca bukunya Alanda. Tapi karena sudah niat mau baca buku ini, aku agak memaksa membacanya sampai selesai.
Pikiran pun berubah apalagi ketika Alanda bercerita tentang bagaimana cara ia mengambil resiko. Ada satu hal yang bikin aku gak mau lepas dari buku ini, saat-saat dimana Alanda yang saat itu pengalaman nyetirnya pas-pasan tapi nekat nyetir dari Denpasar ke Ubud (sekarang Alanda jago nyetir kok, aku udah pernah disupirin hehe).
Halaman demi halaman berlanjut. Gak kerasa, aku sudah berada di bab terakhir. Damn! Di bab terakhir yang mana adalah bab favoritku Jakarta & Orlando: Never Forget the Kid (Who Dares to Dream) in You membuat pikiranku terbuka. Merasa tertampar sedikit dengan cerita Alanda. Di bab ini aku belajar bahwa sangat penting untuk menjaga agar anak kecil di dalam diri kita tetap hidup. Keep the inner child in you alive. Di bagian tersebut, aku buru-buru mengambil stabilo warna neon orange dan menggarisi kalimat tsb.
Kapan ya, terakhir kali aku membiarkan anak kecil di dalam diriku bermain?
Sepertinya, sudah lama sekali deh..
Begitu suamiku pulang ke rumah, aku cerita dengan bangga karena sudah menyelesaikan buku Travel Young. “Bagus gak?”, tanya Abenk. Lalu aku bercerita panjang lebar tentang pelajaran-pelajaran yang aku dapat dalam buku Alanda. Abenk pun mengangguk-angguk setuju.. “Hmm.. Bener juga ya. Gak kepikiran.”
Buku ini juga membawa aku flashback ke masa-masa aku pergi keluar negeri sendirian. Semua yang Alanda tulis di buku ini memang benar, traveling is about discovering yourself and also your flaws. Alanda juga bercerita bagaimana ia menikmati ‘kesendirian itu sendiri’ saat bepergian sendirian.
I recommend this book to you, bukan hanya karena Alanda temanku – tapi buku ini bisa membantu kita terutama bagi yang selalu takut mengambil resiko, sulit membuat pilihan hingga yang takut traveling sendirian untuk lebih berani, adventurous dan tentunya lebih menikmati hidup. Intinya, very inspiring! Seperti yang Alanda tulis, “Stop over-thinking. Start enjoying the ride. Live in the moment!”
Thanks Alanda sayang yang sudah berbagi cerita pada kami semua. Good luck everyone!
This is NOT a sponsored post.

dari dulu pengen banget travelling sendirian, tp ngga boleh sama orang tua dan takut juga naik pesawat sendirian, haha. kalaupun rame-rame, pasti ada waktunya yang emang kita ngautis sendirian dan memisahkan diri dari yang lain.
ReplyDeletebelum baca sih bukunya alanda, tp setelah baca ini jadi tertarik beli :D
"Keep the inner child in you alive" ituu bener2 penting menurut aku ndraa..
ReplyDeletekalo aku dan suami caranya adalah dengan ke theme park (which is our hobby) main-main rides seruu sambil teriak-teriakan kayak anak kecil, lari-lari ngejar characters yg kita suka buat foto bareng menurutku sudah cukup membuat inner child di diri aku bahagia hihihi
Haha iya, sayangnya aku suka lupa to keep the inner child in me. Biasanya cuma di rumah aja gila-gilaan bareng suami, tapi kayaknya aku harus ngelakuin lebih sih :)
DeleteSelalu lebih suka jalan-jalan sendirian ^^ sayang duit aja yang kurang hahaha
ReplyDeleteYou are really inspiring me mbak Andra,,
ReplyDeleteawalnya seneng deh liat haircut mbak ( ak suka rambut bob)
hehehe
tp setelah mendalami dan membaca dengan seksama blog anda..
sungguh2 menarik,,
never stp to share what u know mbak <3
Hi Carine, thanks a lot ya! <3
DeleteBukunya available di mana kak?
ReplyDeleteGramedia :)
DeleteAku baca selesai buku ini pas di dlm pesawat, jd seru banget ((:
ReplyDeleteMenurutku siapapun boleh baca buku ini, soalnya tulisan Alanda selalu ngingetin aku untuk tetap semangat dan juga berjuang selagi muda. Being young so special, karena menurutku itu anugerah (:
Thanks kak Alo udah sharing, sehat selalu yaa, salam buat baby di perut♥
Hi Jane, iya seru banget sih kalau bacanya pas lagi di pesawat atau lagi traveling. Iya betul, awalnya aku kira aku terlalu tua untuk baca buku Alanda, tapi ternyata aku salah hehe. Thx Jane, stay healthy and happy juga! :)
Delete