
Aku inget banget 7-8 tahun lalu, kalau ngomongin waxing kayaknya masih ‘tabu’ banget. Sekarang liat aja, salon waxing dimana-mana. Walaupun banyak salon khusus waxing, selama ini aku tetap pakai cara tradisional yaitu dengan wax yang terbuat dari gula dan madu plus kain! Memang sakit dan kalau kamu gak hati-hati bisa gatel-gatel habis waxing. Plus kadang beberapa salon (khususnya salon rumahan) kurang memperhatikan kebersihan dan kualitas waxnya.


Beda banget sama di Pink Parlour, pas baru mau masuk ke ruangan waxing, aku diminta untuk cuci daerah "bikini" atau area V dulu supaya bersih. Setelah cuci bersih, pas masuk ke ruangan waxing ada icon Pink Parlour menunggu di atas tempat waxing. Gemes ya! Nah, ini dia saatnya dimulai. Mbak Yanti yang membantu aku hari itu memulai dengan waxing full leg dulu. Beda banget dengan wax yang biasa, wax yang dipakai untuk kaki warnanya metallic cobalt blue dan disebut soft wax. Oh ternyata untuk di daerah ‘sensitif’ nanti gak pakai soft wax, tapi pakai hard wax.

Soft wax bisa dibilang mirip-mirip dengan wax biasa, dioles dulu dikulit, lalu ditarik dengan kertas tebal seperti kain. Waxing di kaki tuh rasanya cuma kayak di elus-elus aja, sama sekali gak sakit. Tapi memang rambut di kaki aku tipis-tipis karena aku rajin waxing. Kaki sudah selesai, sekarang lanjut ke area bikini.

Kali ini Mbak Yanti pakai hard wax untuk area V, sumpahhhh lucu banget warna waxnya! Kayak minta dimakan. Pas mau waxing, hampir seluruh area V akan diolesi oleh hard wax. Loh biasakan kan cuma dioles dikit-dikit, baru ditarik? Ternyata beda, kalau hard wax itu gak ditarik pakai kain/kertas lagi, tapi langsung dicabut aja pelan-pelan setelah waxnya mengeras. Rasanya cuma kayak dicubit-cubit sedikit, kadang panas dikit tapi itu karena temperatur hard waxnya (tapi yah ini karena aku udah biasa loh) – tapi memang hard wax ini beda banget sama wax biasa!
Rasanya gak sesakit seperti waxing yang ditarik dengan kain! Biasanya aku selalu sakit dan tegang, malah badan sampai keringetan karena harus nahan perih. Tapi kali ini aku bisa nyantai banget.. Selama aku waxing, gak ada loh “double-dipping” dan Mbak Yanti juga pakai sarung tangan supaya tetap higienis. Jadi waxnya tetap bersih selalu, gak usah takut waxnya kena bekas-bekas orang lain. Hiii! Memang ya, beda banget sama waxing di salon-salon lainnya.

Pas sudah selesai, biasanya suka ada rasa-rasa gatal kalau pakai wax biasa, kali ini aku ngerasa superrrr nyaman, gak gatal sama sekali dan rasanya bersih banget. Definitely I’ll come back again! Gimana? Penasaran gak ingin coba treatment di Pink Parlour? :)
This post is sponsored by Pink Parlour Indonesia.
kak Alo, lebih nyaman bikini line atau brazilian waxing?
ReplyDeletewaw, jadi penasaran.. itu lucuk banget kucing pink >_<
ReplyDeleteKak Alo, udah pernah coba strip yang di browhaus? mirip ya sama disana? aku kemarin coba legs juga disana.. jadi penasran bikininya juga... sama kayak strip ya metodenya?
ReplyDeletemenarik banget kak :))
ReplyDeletemungkin nanti aku mau coba deh hehehe :3 walaupun belum pernah wax sama sekali ._. hikhik
thank you for sharing kak ! :D